Nasional
Indonesia Ternyata Masih Impor Air Mineral
Indonesia Ternyata Masih Impor Air Mineral
Kemarahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan lalu menjadi bukti bahwa Indonesia masih terbelenggu impor. Jokowi tidak terima Indonesia terlalu banyak mengimpor barang dari luar negeri.
“Bodoh sekali kita. Malah beli barang-barang impor, mau kita terus-teruskan? Ndak, ndak bisa,” tegas Jokowi saat memberi arahan dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Jumat (25/3).
Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia memang mengalami surplus selama 22 bulan terakhir. Artinya, Indonesia mendapat untung dari hasil impor yang lebih rendah dari ekspor.
Namun, pada Desember 2021, nilai impor Indonesia terus meningkat bahkan menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah yaitu mencapai US$ 21,36 miliar.
Baca juga : Epidemiolog UI Sebut Indonesia Siap Akhiri Darurat Covid-19
Salah satu produk yang masih diimpor Indonesia adalah air minum dalam kemasan (AMDK). Air yang diimpor ini memang bukan sembarang air melainkan air mineral kelas premium.
Impor air mineral (HS 22011010) sepanjang 2021 tercatat US$ 1,35 juta. Melonjak 60,89 persen ketimbang 2020.
Impor air yang lumayan tinggi adalah sparkling mineral water (HS 22021010). Air ini banyak disajikan di hotel atau restoran mewah. Yaitu air putih dengan sensasi semriwing seperti soda.
Tahun lalu, impor sparkling mineral water adalah US$ 3,33 juta. Naik 20,19% dibandingkan 2020.
Lalu ada pula impor air yang berpemanis atau berasa (HS 22021090) bernilai US$ 31,25 juta, jauh lebih tinggi ketimbang produk air lainnya.
Pada 2021, impor HS 22021090 tercatat US$ 23,45 juta. Artinya dalam setahun terjadi kenaikan 33,26 persen.
Baca juga : Jika Kedaruratan Covid-19 Dicabut, Kemenkes: Vaksinasi Tak Lagi Gratis
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) Rachmat Hidayat mengatakan, air mineral alami harus diimpor karena air jenis itu cukup sulit diproduksi di Indonesia.
“Indonesia adalah negara tropis sehingga banyak bakteri yang hidup di pegunungan tempat sumber air berada,” ujarnya seperti dikutip Bisnis.com (1/3/2019).
Air mineral alami adalah jenis air yang diproduksi tanpa ada proses pembunuhan bakteri atau disinfektan seperti air mineral biasa. Impor air mineral ini lanjut Rachmat dlakukan dari negara subtropis, seperti kawasan pegunungan Alpen.
Air mineral ini memiliki harga jual relatif mahal sehingga kebanyakan terserap di industri perhotelan dan ekspaktriat. Segmen khusus ini membuat impor AMDK tak menganggu industri dalam negeri.
Baca juga : Menteri PPPA: Aksi Kriminal Anak Dampak dari Teknologi