Nasional
GTI 2025: Indonesia Catat Nol Serangan Teror, Bukti Efektivitas Strategi Penanggulangan

Ahlulbait Indonesia – Upaya Indonesia dalam menanggulangi terorisme kembali mendapat sorotan positif di tingkat global. Laporan Global Terrorism Index (GTI) 2025 mencatat kemajuan signifikan Indonesia dalam menurunkan tingkat ancaman teror selama beberapa tahun terakhir.
Deputi Bidang Kerja Sama Internasional Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Andhika Chrisnayudhanto, menyatakan bahwa Indonesia kini masuk dalam kategori negara dengan dampak rendah hingga sedang terhadap terorisme (low to medium impact). Menurutnya, pencapaian ini mencerminkan keberhasilan kebijakan pencegahan yang konsisten dan berbasis data.
“Peringkat ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil pemerintah selama ini sudah berada di jalur yang tepat. Namun, upaya pencegahan tetap harus dilakukan secara berkelanjutan,” ujar Andhika dalam diskusi daring Global Terrorism Index 2025 yang diselenggarakan dari Jakarta, Kamis (10/4), seperti dilansir Antaranews.
Meski tren ancaman terus menurun, Andhika mengingatkan bahwa terorisme tetap menjadi ancaman global yang nyata dan tidak boleh diabaikan. Ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor, baik antar lembaga pemerintah, masyarakat sipil, maupun sektor swasta.
Baca juga : Densus 88 Siapkan Peta Jalan Integrasi Eks Anggota Jamaah Islamiyah
“Kita perlu memperkuat pendekatan whole of society dan whole of government, agar setiap elemen bangsa turut berperan aktif dalam menjaga keamanan nasional,” tegasnya.
Laporan GTI 2025 mencatat, indeks terorisme Indonesia turun dari skor 4,17, dan kini menempati peringkat ke-30 dari 163 negara—turun dua tingkat dari posisi ke-28 pada tahun sebelumnya. Semakin kecil peringkat dan skor, semakin rendah dampak terorisme terhadap negara tersebut.
Salah satu pencapaian paling menonjol adalah nihilnya serangan teror di Indonesia selama dua tahun terakhir. “Zero terrorist attack. Dua tahun tanpa serangan teror adalah pencapaian yang sangat berarti,” kata Andhika.
Ia juga menyinggung peristiwa penting pada Juni 2024, ketika para pimpinan senior Jamaah Islamiyah—kelompok yang memiliki afiliasi dengan Al-Qaeda—secara terbuka mengumumkan pembubaran organisasinya. Jamaah Islamiyah selama ini dikenal sebagai salah satu jaringan teroris paling berpengaruh di Indonesia.
Menurut Andhika, langkah tersebut menimbulkan beragam reaksi. Sebagian menyambut positif, namun ada pula kekhawatiran bahwa ini bisa menjadi strategi baru dari kelompok tersebut.
“Kita tetap harus waspada. Pembubaran formal tidak serta-merta menghapus ideologi mereka. Diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif, termasuk kontra narasi, edukasi, dan penguatan ketahanan masyarakat,” pungkasnya. []
Baca juga : Indonesia Siap Jadi Jembatan Perdamaian untuk Gaza dan Timur Tengah