Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Dubes RI untuk Jerman: Wanita Punya Peran Penting Memajukan Diplomasi Antar-Agama

Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, pada Jumat (13/11) mengatakan bahwa wanita saat ini punya peran penting dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat.

“Di Indonesia misalnya, ketua DPR saat ini adalah wanita. 20,5% anggota parlemen diisi wanita. Kita juga pernah punya presiden wanita, yang saat ini juga menjadi ketua umum salah satu partai politik terbesar di tanah air. Di kabinet, sekitar 14% menteri adalah wanita. Di bidang ekonomi, khususnya di bidang ekonomi digital (e-commerce), 80% pelakunya adalah wanita,” katanya ketika menjadi pembicara dalam konferensi Religion for Peace (RfP) yang digelar virtual mulai 10-13 November 2020 dan diikuti 600 peserta.

Dikutip dari Detik.com, konferensi kali ini membahas Peran Wanita dalam Diplomasi dan Kerja Sama antar Agama sebagai tema utama konferensi yang bertajuk “Keeping Faith and Transforming Tomorrow”.

Arif menjelaskan bahwa setidaknya ada empat aspek yang harus menjadi perhatian untuk mendorong partisipasi kaum wanita guna memajukan diplomasi antar-agama. Keempat aspek itu adalah kesehatan, pendidikan, partisipasi ekonomi, dan penguatan wanita di bidang politik.

Sementara Direktur Wahid Institute, Yenny Wahid yang menjadi penanggap dalam diskusi itu mengatakan bahwa agama merupakan elemen penting yang memiliki pengaruh besar dalam masyarakat. Agama punya keterikatan emosional sangat erat dalam masyarakat.

“Karena kita yakin, bahwa semua agama mengajarkan perdamaian pada umatnya,” kata Yenny.

Pada diskusi Breakout Session tentang Religion and Diplomacy in South and South East Asia itu, Indonesia yang diwakili Dubes RI untuk Jerman didaulat menjadi pembicara.

Hasil diskusi itu secara umum merekomendasikan tiga isu utama yang disampaikan pada secretariat RfP. Rekomendasi itu adalah, pertama, mengenai kondisi disparitas gender di kawasan dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya dengan melihat kultur masyarakat di kawasan yang sebagian besar menganut sistem patriarki.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *