Nasional
Dokter dan Tenaga Kesehatan Gelar Aksi Solidaritas untuk Gaza: “Lindungi Mereka!”

Ahlulbait Indonesia – Ratusan dokter dan tenaga kesehatan dari berbagai organisasi profesi serta lembaga kemanusiaan turun ke jalan pada Senin (7/4) di Jakarta. Mereka menggelar aksi damai sebagai bentuk solidaritas terhadap tenaga medis dan relawan kemanusiaan yang menjadi korban kekerasan brutal di Gaza, Palestina.
Dilansir dari CNN Indonesia, aksi bertajuk “Protect Them: Lindungi Tenaga Kesehatan dan Relawan Kemanusiaan di Gaza” dimulai pukul 15.30 WIB di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Massa kemudian melakukan konvoi ambulans dari Patung Kuda ke Bundaran HI, mengelilingi bundaran sebanyak tiga kali sebagai penghormatan simbolik bagi para tenaga medis yang gugur saat bertugas.
Aksi ini diprakarsai oleh Aliansi Rakyat Bela Palestina, dan diikuti oleh ratusan peserta yang berasal dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kementerian Kesehatan RI, MER-C, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), serta masyarakat umum.
Para peserta membawa spanduk dan poster dengan pesan-pesan kuat seperti “Lindungi Tenaga Kesehatan”, “Ambulans Bukan Target”, hingga “Gaza Urusan Kita Juga”—sebagai bentuk protes terhadap pelanggaran berat hukum humaniter internasional.
Aksi ini digelar sebagai respons atas pengakuan militer Israel yang mengklaim telah menembak 15 petugas medis di Gaza Selatan pada 24 Maret 2025. Militer berdalih bahwa konvoi medis tersebut mencurigakan. Namun, investigasi visual yang dirilis The New York Times menunjukkan bahwa ambulans yang sedang bertugas dengan lampu menyala tetap dihujani tembakan. Dalam video tersebut, paramedis Refat Radwan terdengar mengucapkan doa terakhir sebelum akhirnya tertembak.
Menurut Forum Dokter dan Tenaga Kesehatan untuk Palestina (FODKES Palestina), jumlah korban jiwa di Gaza hingga 7 April 2025 telah mencapai 50.669 orang, termasuk 17.954 anak-anak, 13.365 perempuan, dan 1.516 tenaga kesehatan. Hampir seluruh rumah sakit di Gaza kini lumpuh total—hanya 17 yang masih beroperasi sebagian.
Baca juga : Airlangga: Indonesia Pilih Negosiasi, Tidak Retaliasi atas Kebijakan Tarif Impor AS
“Ini adalah bentuk solidaritas sejawat. Kami tidak akan tinggal diam melihat rekan-rekan medis dibantai saat menjalankan tugas kemanusiaan,” tegas dr. Piprim Basarah Yanuarso, perwakilan FODKES Palestina.
Dalam aksinya, FODKES Palestina menyampaikan tujuh pernyataan sikap:
1. Menghentikan genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
2. Mengutuk keras tindakan Israel dan Amerika Serikat yang dianggap melakukan kejahatan perang dan genosida, khususnya terhadap tenaga medis dan relawan kemanusiaan.
3. Mendesak dunia internasional untuk memaksa Israel kembali pada kesepakatan gencatan senjata.
4. Menuntut ICC dan negara-negara anggotanya mempercepat proses hukum dan penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu atas kejahatan perang.
5. Menyerukan solidaritas global dari tenaga kesehatan di seluruh dunia untuk menolak kekerasan terhadap petugas medis dan mendukung perjuangan kemanusiaan di Palestina.
6. Mengecam sikap pasif negara-negara Arab yang dekat dengan Palestina tetapi belum mengambil langkah nyata untuk menghentikan kekejaman tersebut.
7. Mendorong aksi lanjutan; termasuk aksi damai, kampanye media sosial, boikot produk, dan doa bersama untuk menunjukkan bahwa #GazaTidakSendirian.
Aksi ini bukan sekadar seruan kemanusiaan, tapi juga panggilan nurani. Di tengah senyapnya dunia atas tragedi Gaza, suara para dokter dan tenaga kesehatan Indonesia menggema sebagai bentuk perlawanan, bahwa mereka yang menyembuhkan luka, tidak boleh menjadi sasaran peluru.[]
Baca juga : Indonesia Kirim 124 Ton Bantuan untuk Korban Gempa Myanmar