Nasional
Dialog Antar Iman Himahi UIN Jakarta Lahirkan Deklarasi Ciputat
Acara Interfaith Dialogue & Cultural Day 2014 bertema “Revitalisasi Nilai-Nilai Kebhinekaan dalam Mewujudkan Harmoni Bangsa” yang diadakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HIMAHI) UIN Jakarta Selasa (1/7), berlanjut Rabu (2/7).
Hari itu HIMAHI UIN Jakarta kembali mengundang narasumber dari berbagai lembaga seperti, Prof. Dr. Nur Ahmad Fadhil Lubis (Rektor IAIN Medan), Ahmad Fuad Fanani (Direktur Ma’arif Insitute), Armien Daulay (Dosen FISIP UIN), dan Samuel Lengke (Perwakilan Yayasan Pondok Kasih Surabaya).
Dalam dialog sesi kedua ini, antusiasme para mahasiswa semakin tinggi terlihat dari meningkatnya jumlah peserta menjadi 250 orang. Peserta terdiri dari mahasiswa UIN, perwakilan organisasi-organisasi kemahasiswaan dan kedaerahan, serta mahasiswa jurusan HI se-Jabodetabek.
Dialog tersebut mengangkat konsep multikulturalisme sebagai penguat integrasi bangsa, sekaligus landasan utama dalam menciptakan perdamaian, kerukunan, dan persatuan, demi mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Melihat minimnya pelestarian budaya sehingga tak banyak masyarakat yang memaknai budaya sebagai simbol bangsa, Prof. Ahmad Lubis menjelaskan budaya itu bukan sekadar sesuatu yang bersifat material. Namun bersifat immaterial, tak tersentuh fisik, melainkan ada di dalam diri kita sesuai lingkungan darimana kita berasal.
Sementara Fuad Fanani menyoroti kaitan antara budaya dengan Islam. Menurutnya, percampuran budaya di Indonesia menghasilkan agama mayoritas yaitu Islam sebagaimana adanya sekarang. Dan itu memiliki makna toleransi sebagai kebhinekaan nusantara. “Islam yang diadopsi di Indonesia sebagai agama mayoritas merupakan hasil dari percampuran budaya. Islam Indonesia memaknai toleransi sebagai kebhinekaan nusantara. Dunia pun ingin Islam Indonesia turut berpartisipasi dalam perdamaian dunia,” katanya.
Acara ini menuai banyak pujian dari beberapa orang mahasiswa, salah satunya Akbar Azmi, Presidium Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia.
“Saya mengapresiasi kegiatan yang digagas HIMAHI UIN Jakarta ini, karena PBB sendiri hari ini sedang mengupayakan adanya general assembly (majelis umum) antar negara utk membahas isu yang sangat sensitif semacam dialog lintas iman ini,” ujarnya.
Dialog ditutup Deklarasi Perdamaian, Kerukunan, dan Anti Kekerasan yang disebut sebagai Deklarasi Ciputat.
Deklarasi itu diawali pembacaan teks Sumpah Pemuda, diikuti Sumpah Mahasiswa, “Kami mahasiswa/mahasiswi Indonesia berkomitmen untuk menjaga kerukunan, keharmonisan, perdamaian, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kami mahasiswa/mahasiswi Indonesia, menolak keras segala bentuk kekerasan, radikalisme, separatisme, serta apapun yang mengancam kehidupan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ciputat, 2 Juli 2014.” (Fuady/Yudhi)