Nasional
Densus Telusuri Pesantren Setor Santri Teroris JI
Densus 88 mendalami keterlibatan pesantren yang menyuplai anak-anak muda untuk dilatih menjadi teroris oleh kelompok Jamaah Islamiyah (JI). Para santri yang direkrut JI dari sejumlah pesantren itu merupakan santri-santri berbakat dan cerdas.
Dari catatan Densus 88, 96 santri dari sejumlah pondok pesantren direkrut oleh JI. Mereka dilatih di tempat pelatihan yang tersebar di 12 daerah, salah satunya di Semarang dan Ungaran, Jawa Tengah.
“Ya jelas ada pondok pesantren (terlibat) dengan JI. Ada keterlibatan juga tokoh-tokoh pesantren,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Rusdi Hartono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (29/12), seperti dikutip dari Kumparan.com.
Rusdi meambahkan, bahwa pelatih utama JI bernama Joko Priyono alias Karso mengasah kemampuan anak muda dengan latihan semi militer. Anak-anak muda tersebut berasal dari beberapa pondok pesantren.
“Joko Priyono sebagai tersangka dan pelatih semi militer JI. Mereka merekrut santri dari pondok pesantren yang berafiliasi dengan JI. Mengambil 10 yang terbaik. Kecerdasan intelektual dijamin, diuji mental dan loyalitas, dan kemampuan fisik. Itu pertimbangan dari JI,” ujar Rusdi.
Sebelumnya, Densus 88 membongkar tempat pelatihan JI di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (27/12). Di lokasi ditemukan vila yang digunakan sebagai tempat pelatihan.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, JI membiayai anak muda setiap bulannya Rp. 65 juta. Mereka difasilitasi mulai dari latihan senjata, hingga logistik obat-obatan selama pelatihan.
“Mereka setiap bulan mengeluarkan biaya Rp. 65 juta. Untuk biaya pelatih, makan selama pelatihan, untuk beli obat-obatan,” kata Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (28/12).