Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Cucu Gus Dur: Demokrasi Sejalan dengan Islam

Inayah Wahid mengatakan salah satu pesan mendiang kakek buyutnya KH Hasyim Asy’ari tentang demokrasi, yakni demokrasi bukan hanya tidak bertentangan dengan Islam, tetapi nilai-nilainya saling berjalan.

“Jadi, bukan hanya tidak bertentangan atau bersilangan, tetapi bersalingan,” kata Inayah, dalam webinar “Ulama-Ulama Nasionalis Pendiri Bangsa”, Minggu (6/12), seperti yang dikutip Republika.

Pemilik nama lengkap Inayah Wulandari Wahid itu juga mengingatkan agar rakyat Indonesia menjaga keberagaman. Sebab, menurutnya keberagaman menjadi kekuatan demokrasi, sebagaimana keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia.

“Bagaimana kita menjaga demokrasi? Ya membiarkannya beragam, karena keberagaman adalah kekuatan demokrasi,” kata Inayah.

Menurut Putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), bangsa Indonesia hidup menikmati iklim demokrasi seperti sekarang ini bukanlah terjadi secara tiba-tiba, namun melalui proses panjang dan perjuangan para pendahulu, termasuk ulama-ulama dan pahlawan yang berjuang mempertahankan NKRI.

Sebagai generasi milenial, Inayah mengajak generasi muda untuk belajar dari para pahlawan pendahulu, seperti dirinya belajar dari sang kakek buyut meski tidak langsung karena tidak pernah bertemu.

“Saya tahu tentang kakek buyut saya, ya sama dengan yang lain. Dari akses yang bisa diakses orang lain juga,” ujarnya.

Selain Inaya, hadir dalam acara itu cucu KH Agus Salim, Isye Salim. Ia mengisahkan tentang nasionalisme sang kakek dengan berbagai upayanya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.

“Opa (KH Agus Salim) itu, selain dikenal sebagai penulis, pengajar, ulama, beliau juga mengarang satu lagu yang menunjukkan kecintaan beliau terhadap persatuan Indonesia dan Islam,” katanya.

Ia pun kemudian menyanyikan bait lagu berjudul “Mana Tanah Air Kita” yang dikarang oleh KH Agus Salim. “Mana Tanah Air Kita? Sumatrakah atau Jawa, Borneo, Celebes, Sumbawa, Ambon, Tanah Papua. Tidak begitu terpisah. Indonesia meliputi semuanya…,” demikian sepenggal lirik yang dinyanyikannya.

Melalui lagu tersebut, ia bilang, setidaknya cukup menunjukkan bagaimana rasa nasionalisme KH Agus Salim, sejalan dengan prinsip-prinsip keislaman yang dipegang secara teguh olehnya.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *