Nasional
BNPT: Terorisme Musuh Agama dan Negara
Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Ahmad Nurwakhid mengecam serangan bom bunuh diri di Gereja Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu (28/3). Nurwakhid mengatakan aksi terorisme bukan hanya mengganggu kamtibmas, tetapi juga mencederai harmoni keberagaman di Indonesia.
“Atas kejadian pengeboman yang dilakukan anggota JAD atas nama Lukman dan istrinya kita mengecam dan mengutuk, karena tindakan tersebut tidak hanya mengganggu Kamtibmas, tapi mencederai harmoni kebersamaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Nurwakhid dalam webinar ISNU-BNPT, Selasa (30/3), seperti dikutip dari Okezone.
Jenderal bintang satu ini menegaskan tindakan radikal yang mengatasnamakan agama adalah musuh agama itu sendiri serta musuh negara.
“Ini perbuatan sangat keji dan zalim. Bahwa radikalisme mengatasnamakan agama adalah musuh agama dan musuh negara,” terangnya.
Bahkan Nurwakhid menegaskan bahwa pelaku dapat dikategorikan sebagai musuh agama lantaran perbuatannya bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama itu sendiri yang penuh damai dan toleran. Ia menambahkan bahwa tindakan terorisme juga memunculkan pecah belah serta fitnah terhadap agama.
“(Kemudian) musuh negara karena seluruh tindakannya bertentangan dengan perjanjian-perjanjian kesepakatan berbangsa dan bernegara, konsensus nasional, bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, terjadi serangan bom bunuh diri di Kota Makassar. Bom meledak di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu 28 Maret 2021 pukul 10.20 WITA.
Pelakunya berjumlah dua orang dan menggunakan sepeda motor ketika melakukan aksinya. Pelaku langsung meninggal di tempat setelah meledakkan diri. Sebanyak 20 orang dilaporkan terluka akibat serangan itu.
Keterangan yang diterima saat ini bahwa kedua terduga pelaku merupakan pasangan suami istri. Mereka bernama Lukman dan Yogi Sahfitri Fortuna. Pelaku diduga terafiliasi dengan JAD.