Nasional
BNPT: Perempuan Memiliki Peran Strategis Bentengi Keluarga Dari Paham Radikalisme
BNPT: Perempuan Memiliki Peran Strategis Bentengi Keluarga Dari Paham Radikalisme
Koordinator Keuangan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Syaiful Rachman menilai bahwa potensi radikalisme di kalangan perempuan masih cenderung tinggi, hal itu katanya berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 2020.
“Merujuk pada hasil survei oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada 2020, bahwa indeks potensi radikalisme cenderung lebih tinggi di kalangan perempuan,” kata Syaiful saat membacakan sambutan Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Ramli Amar di acara Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme di Tarakan dengan tema “Perempuan Perdamaian”, Kamis (31/3) seperti dikutip Antara.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa potensi radikalisme juga cenderung tinggi pada kaum urban, generasi muda, baik Generasi Z maupun milenial, serta mereka yang aktif di internet dan media sosial.
Baca juga : Epidemiolog UI Sebut Indonesia Siap Akhiri Darurat Covid-19
“Artinya, keempat entitas tersebut harus diwaspadai dan terus menjadi sasaran utama dalam melakukan kontraradikalisme dan peningkatan daya tanggal, karena mereka cukup rentan terhadap terpaan radikalisme,” katanya.
Dalam hal ini tak dapat dipungkiri, perempuan memiliki peran strategis dalam membentengi keluarga dan masyarakat dari segala bentuk penyebaran dan ajakan kelompok radikalisme, terorisme.
Sebagai istri, perempuan bisa menjadi pasangan suami dalam membahas berbagai hal termasuk mengenai pemahaman agama.
“Dengan peran seperti itu, maka perempuan bisa menjadi filter awal atau pendeteksi awal dari setiap kejanggalan yang ditemukan dalam keluarga masing-masing,” katanya.
Acara tersebut diikuti sekitar 120 perempuan dari berbagai organisasi, profesi, dan mahasiswi. Turut menjadi pembicara di acara itu ialah Kasubdit Bina Dalam Lapas Kol. CZI Roedy Widodo, Direktur Intelkam Polres Kota Tarakan Iptu Kelana Putra, dan tenaga ahli Menkominfo Devie Rahmawati M.Hum.
Baca juga : Jika Kedaruratan Covid-19 Dicabut, Kemenkes: Vaksinasi Tak Lagi Gratis