Nasional
BNPT: Kelompok Terorisme Salahgunakan Narasi Agama
BNPT: Kelompok Terorisme Salahgunakan Narasi Agama
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, Komjen Polisi Boy Rafli Amar kembali mengingatkan masyarakat terutama mahasiswa terkait pentingnya memperkuat ketahanan nasional sebab virus intoleransi terus disebar oleh kelompok radikalisme dan terorisme yang berbasis pada sebuah ideologi kekerasan.
Untuk mewujudkan tujuannya, ideologi tersebut, kelompok teroris menggunakan narasi agama yang ekstrem dalam merekrut masyarakat dengan tujuan menghancurkan ideologi Pancasila dari dalam.
“Mereka memiliki tindakan yang sangat tidak Islami menggunakan narasi-narasi agama, inilah salah satu dari karakter mereka menyalahgunakan narasi agama dan bersifat intoleran, radikal eksklusif, anti-kemanusiaan, menggunakan kekerasan ekstrem,” kata Kepala Boy Rafli Amar, Rabu (14/12), dilansir Antaranews.
Hal tersebut disampaikan Kepala BNPT dalam dialog kebangsaan di Universitas Syiah Kuala, Aceh bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, serta civitas academica kampus.
Baca juga : Mensos: Cegah Paparan Terorisme Sejak di Pemda
Pada era saat ini, lanjutnya, narasi jihad yang disampaikan oknum-oknum tersebut telah memengaruhi generasi muda untuk membenci dan memusuhi bangsanya sendiri. Hal itu berbeda dengan jihad fissabilillah yang dikumandangkan para pahlawan khususnya pejuang dari Aceh.
“Berkembangnya ideologi terorisme dan radikalisme pada saat ini pun telah bertransformasi melalui media digital,” ujar lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 itu.
Ia menyebutkan dari 204 juta pengguna internet, sekitar 179 juta menggunakan sosial media dan 60 persen di antaranya adalah generasi muda. Kondisi tersebut dimanfaatkan kelompok radikal untuk merekrut atau menyebarkan hal-hal negatif.
Karena itu, menurutnya, masyarakat khususnya mahasiswa harus membangun dan menguatkan ketahanan nasional untuk melawan ideologi radikal.
“Ketahanan seluruh elemen bangsa diperlukan dan harus ditingkatkan untuk menangkal paham intoleran, radikalisme serta terorisme khususnya kepada generasi muda,” tuturnya.
Baca juga : BPIP: Segera Masukkan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi