Nasional

BNPT: Kelompok Teroris Terus Berkembang

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Rycko Amelza mengatakan bahwa dua kiblat atau pendukung kelompok terorisme Jemaah Islamiyah (JI) dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terus berkembang di Indonesia meskipun tidak besar.

JI merupakan metamorfosis dari al Qaeda yang beraktivitas di Indonesia, al Qaeda tersebar menjadi beberapa kelompok.

“Kelompok teroris yang berkiblat pada al Qaeda (Red – JI) umumnya lebih sering menyerang simbol-simbol barat, seperti serangan bom yang terjadi di Bali pada dekade 2000-an lalu,” katanya dalam rapat dengan Komisi III DPR, Rabu (7/6), dilansir Kompas.com.

Sementara itu, kelompok teroris yang mendukung ISIS umumnya menarget aparat negara, seperti TNI dan Polri, serta tempat-tempat ibadah.

Rycko mencontohkan kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), sebagai kelompok teroris yang mendukung ISIS.

Indikasi jaringan dua kelompok teroris tersebut di Indonesia semakin besar, menurut Rycko ditandai dengan semakin gencarnya penindakan yang dilakukan oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror.

“Ada kesan, ada anggapan, kelompok Jemaah Islamiyah ini sudah tidak ada lagi, sebenarnya mereka sedang melakukan konsolidasi, pola rekruitmen, meningkatkan kemampuan dan menggalang dana,” katanya.

Tak hanya JI, kelompok yang mendukung ISIS, kata Rycko nyatanya juga terus berkembang meski terkesan tidak besar karena tidak menyerang simbol-simbol negara barat.

Bahkan, menurut Rycko, masyarakat dari barat justru sudah dimanfaatkan untuk gabung dalam kelompok teroris yang berkiblat kepada ISIS.

“Jika kita tidak hati-hati menangani kasus seperti ini, jaringan teroris ini bisa digunakan untuk kepentingan barat agar tidak menyerang kepada simbol-simbol barat,” pungkasnya.