Nasional
Aksi Solidaritas Dukung Palestina Merdeka di Jakarta
Puluhan warga syahid, dan ratusan lainya terluka akibat serangan yang dilancarkan rezim zionis Israel. Puluhan ribu tentara rezim penjajah itu juga dikerahkan di perbatasan Gaza, bak harimau kelaparan mengelilingi mangsanya. Itulah yang terjadi dalam tiga hari terakhir di tengah bulan Ramadhan, bulan suci yang diagungkan umat Islam. Tak heran jika apa yang terjadi di Palestina, membuat kebanyakan umat Islam geram, marah, sekaligus diselimuti duka. Marah terhadap Israel, duka untuk rakyat Palestina.
Tak terkecuali umat Islam di Indonesia. Berbagai ekspresi kemarahan dan duka, serta berbagai usaha dukungan dilakukan oleh bangsa ini, bangsa yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Bukan hanya karena mayoritas penduduk Palestina adalah Muslim, tak hanya karena di sana terdapat Masjidil Aqsa (kiblat pertama umat Islam), tak hanya karena Palestina sebagai negara kedua yang mengakui kemerdekaan Indonesia, tak hanya karena konstitusi bangsa Indonesia menolak penjajahan. Tapi lebih dari itu, karena di sana, di Palestina terjadi sebuah kejahatan kemanusiaan yang tidak hanya menimpa umat Islam saja.
Terlebih, bagi umat Islam, sesama Muslim bagaikan satu tubuh yang jika salah satu menderita, yang lain ikut merasakan, terutama ketika rakyat Palestina diperlakukan bak hewan tak bernilai dan seolah dapat dibinasakan kapan saja.
Hari ini, Kamis (10/70) sekumpulan mahasiswa, aktivis, LSM, menyuarakan aksi dukungan terhadap rakyat Palestina di depan gedung Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), Jakarta Pusat. Dalam aksi itu, selain mengutuk kekejaman yang dilakukan Zionis Israel terhadap rakyat Palestina, juga mendesak PBB untuk segera menghentikan agresi militer Israel dan memberikan sanksi terhadapnya.
Mujtahid Hashem, Direktur Voice of Palestine (VOP) yang turut serta dalam aksi menyampaikan pandanganya, bahwa rakyat Palestina memiliki hak untuk hidup, hak mempertahankan diri, dan hak untuk melawan ketika dijajah. “Dan ini dilindungi PBB,” ungkapnya. Ia menjelaskan bahwa “perang” yang terjadi di sana, antara Israel dan Palestina adalah perang yang tidak seimbang. “Israel memiliki ribuan tank dan pesawat tempur, sedangkan Palestina tidak memilikinya,” tambahnya.
Namun, menurutnya, kemenangan perang bukan hanya dilihat dari jumlah senjata dan tentara, namun juga keyakinan. Itu yang menurutnya dapat membuat rakyat Palestina dapat bertahan hingga saat ini.
Sementara itu, Aspui, salah seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Madinatul Ilmi (STAIMI) Depok, juga ikut dalam aksi solidaritas ini. Sudah lebih dari lima kali ia ikut dalam aksi solidaritas untuk kemerdekaan Palestina, namun hingga kesekian kalinya, harapannya agar Palestina merdeka dari penindasan Zionis Israel belum juga terpenuhi. “Namun, baru ini yang dapat saya lakukan, baru mampu sekadar memberikan solidaritas melalui aksi demo untuk menyuarakan hak-hak rakyat Palestina serta mendesak PBB agar segera mengadili Israel,” ungkapnya.
Selain Aspui, ada juga Muhammad Hasmawi, Mahasiswa Universitas Pancasila yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Depok yang juga ikut berpartisipasi dalam aksi kali ini. Kepada ABI Press ia menyampaikan harapannya kepada capres yang menyatakan mendukung perjuangan Palestina, agar dapat berdiplomasi dengan Amerika serta PBB untuk segera menyelesaikan kasus ini. Menurutnya, Zionis Israel sudah melanggar perjanjian internasional. “Dalam perang, rumah sakit, dan sekolah sekolah diserang, anak-anak, perempuan dan orang tua dibunuh tanpa belas kasihan,” ujarnya.
Sementara itu, ia dan kawan-kawan akan kembali mengadakan aksi solidaritas pada hari Sabtu yang akan datang di depan gedung Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. “Harapan kami adalah kemerdekaan bangsa Palestina, dan Zionis Israel diboikot di seluruh belahan dunia,” pungkasnya. (Malik/Yudhi)