Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Nasib PKL Taman Surapati

Sore itu, Jumat (29/8) Maman, seorang pedagang keliling nampak mondar-mandir sambil mengamati keadaan sekitar di Taman Suropati Jakarta. Bukan untuk mencari target pembeli tapi demi menghindari pengawasan Satpol PP yang saat itu tengah berjaga di salah sudut taman itu. 

Sudah lima tahun ia berjualan tahu gejrot di seputar area Taman Surapati. Namun sejak beberapa bulan terakhir ia dan para pedagang lain menjadi incaran Satpol PP.

Jamal, petugas Satpol PP yang saat itu berjaga di Taman Suropati memberikan keterangan kepada ABI Press terkait adanya larangan yang disebutkan Maman. 

“Ini sudah peraturan, dan saya hanya menjalankan tugas. Tapi alasan dilarangnya yang saya tahu karena para pedagang itu akan membuat taman kotor dan jalanan macet,” ungkap Jamal.

Sementara itu, Suryana seorang pedagang asongan yang juga berjualan di situ merasa khawatir kalau tiba-tiba razia menghampirinya. 

“Padahal mereka yang berkunjung ke taman juga butuh jajan mas, apalagi saya nanti masih harus ngasih setoran ke bos. Sedangkan saya tak punya tempat lain lagi untuk jualan,” kata Suryana.

Para pengunjung taman sendiri tak nampak terganggu oleh kehadiran para pedagang. 

“Kalau tidak ada yang jualan malah saya tidak ke sini mas,” kata Ikrar Dianys, seorang mahasiswa Universitas Pancasila yang berkunjung ke taman.

“Saya tidak setuju kalau pedagang dilarang di sini. Saya jauh-jauh datang untuk melepas penat ke taman yang ada pedagangnya,” tambahnya.

Menurutnya kalau alasan Satpol PP adalah timbulnya kemacetan, harusnya bukan pedagang yang ditertibkan, tapi parkirnya yang perlu diatur. Karena memang di Taman Suropati itu hanya tersedia parkir di bahu jalan yang juga untuk lalu lalang kendaraan.

“Sedangkan kalau alasan Satpol PP karena pedagang bisa bikin kotor, kan ada petugas Dinas Kebersihan yang ditugaskan di sini,” tambah Ikrar.

Selain Ikrar, tampak juga beberapa pengunjung lain yang menikmati sejuknya taman dengan sekedar minum kopi atau makan makanan yang mereka beli dari pedagang sekitar. (Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *