Ikuti Kami Di Medsos

Artikel

Nasib Medali Seroja di Pasar Loak Jatinegara

Nasib MedaliBagi seorang prajurit, menerima medali kehormatan militer adalah sebuah kebanggan tersendiri. Hal itu bisa menjadi bukti keterlibatan langsungnya dalam upaya membela Tanah Air tercinta, Indonesia.

Namun bagaimana bila, medali tanda kehormatan yang dibanggakan itu di kemudian hari terpaksa berakhir nasibnya di antara tumpukan barang bekas tak berharga di pasar loak?

Senin (18/7), sehari pasca peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 69, ABI Press mendapati sejumlah medali kehormatan militer dijual  bebas di lapak salah seorang pedagang pasar loak Jembatan Item, Jatinegara. Sang pedagang yang punya lebih dari sepuluh jenis medali kehormatan itu memperlihatkannya kepada kami. Salah satunya adalah medali kehormatan militer “Seroja.”

Satyalencana Seroja merupakan anugerah Tanda Kehormatan dari pemerintah atas upaya anggota TNI/Polri yang berjasa menanggulangi masalah keamanan di wilayah Nusa Tenggara Timur pada tahun 1975-1999. Selain anggota TNI/Polri, warga non-militer atau sipil juga ada yang mendapatkan tanda kehormatan tersebut.

Lalu berapa harga sebuah medali kehormatan yang telah berubah status sebagai barang loakan?

Satyalencana Seroja ukuran kecil berdiameter 1,8 cm dibanderol 125 ribu rupiah. Sedangkan medali lebih lebih besar dengan ukuran diameter 3 cm dijual seharga 300 ribu rupiah.

Kepada ABI Press pedagang itu mengaku membeli semua medali itu satu paket dalam satu box.

Dalam penelusuran kami ternyata, sejumlah medali kehormatan ada juga yang diperjualbelikan secara online. Untuk Satyalencana Seroja kecil di sebuah blog online dijual dengan harga 250 ribu per buahnya. Tak hanya satu jenis, blog online itu pun menawarkan sejumlah medali kehormatan jenis lain.

Mungkinkah masih banyak medali kehormatan lain yang berakhir di pasar loak seperti nasib Satyalencana Seroja yang ABI Press temukan di pasar loak Jembatan Item?

Lebih dari itu, pantaskah medali kehormatan militer kebanggaan para prajurit itu teronggok jatuh harga di pasar loak demi ditukar rupiah? Siapa yang salah? (Lutfi/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *