Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Munir Ada dan Berlipat Ganda

Munir Berlipat Ganda

Munir Berlipat GandaKedai Tempo, Utan Kayu, Jakarta Timur, Selasa (2/9) malam dipenuhi oleh para pecinta Munir Said Thalib, pejuang HAM yang meninggal karena dibunuh secara misterius dengan menggunakan racun dalam perjalanannya naik pesawat ke Asmterdam, Belanda.

Kepergian Munir merupakan kehilangan besar bagi para pencinta keadilan. Untuk itu para pejuang HAM memperingati 10 tahun kepergian Munir demi upaya melawan lupa.

Dalam acara yang diadakan oleh Omah Munir tersebut hadir sejumlah sahabat dan juga para pejuang HAM yang terinspirasi oleh perjuangan Munir selama ini. Di antaranya adalah Andi Achdian, Melani Subono, Maman Imanulhaq dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya.

Andi Achdian yang pernah bekerja sama dengan Munir di YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia) dalam testimoninya tentang Munir mengungkapkan bahwa Munir adalah sosok yang sangat luar biasa, dengan dedikasi yang  sangat kuat. Keberanian dan pikiran yang dicurahkannya untuk memperjuangkan keadilan memiliki kualitas aktivisme cukup tangguh.

“Munir memiliki kualitas jiwa aktivis, yang bisa dikata sudah putus urat takutnya,” kata Andi, menggambarkan sosok Munir yang tidak mengenal rasa takut untuk memperjuangkan keadilan pada masa Orde Baru berkuasa.

Melanie Subono yang hadir dengan mengenakan pakaian serba hitam mengatakan dalam testimoninya bahwa dia saat ini tidak membutuhkan seorang presiden yang pakai dasi ataupun batik, namun yang dia butuhkan adalah seorang presiden yang jantan. Dia juga berharap agar presiden sesekali berbuat jujur untuk keadilan.

“Saya butuh seorang presiden yang jantan, yang mulut, otak dan hatinya bisa dipakai bersamaan,” tegas Melanie.

Sementara itu, anggota DPR RI dari PKB dan juga sekaligus Kiai muda pimpinan pondok pesantren Al-Mizan, Majalengka Maman Imanulhaq mengungkapkan bahwa, tanpa jasa Munir maka dirinya tidak akan mampu untuk menjadi seorang anggota DPR RI tanpa mengeluarkan modal.

Isu tentang HAM dan spirit Munir lah, menurut Maman yang membuat dirinya bisa duduk di gedung DPR RI saat ini. Selama tiga minggu belakangan Maman didaulat untuk berbicara tentang Munir, HAM dan Civil Society di Lemhanas.

“Apa yang dicita-citakan oleh Mas Munir hari ini masih jauh dari harapan. Tapi Munir ada dan terus berlipat ganda,” pungkas Maman. (Lutfi/Yudhi)

Suciwati: Munir Akan Selalu Ada