Berita
MUI Jepara: Pancasila, Hadiah Terbesar untuk Bangsa Indonesia
DPD ABI Jepara diundang sebagai peserta seminar oleh Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Jepara di aula Polres Jepara Jl. KS Tubun, Rabu (20/7).
Seminar yang digagas satuan Binmas Polres Jepara itu mengusung tema Menolak Faham Radikalisme dan Terorisme.
“Terorisme menyalahi ajaran Islam dan bertentangan dengan nilai-nila Islam itu sendiri yang mengajarkan kedamaian,” kata Kapolres Jepara AKBP M Samsu Arifin SIK MH.
Samsu Arifin meminta agar forum-forum kerukunan umat seperti ini perlu diperbanyak di lingkungan masing-masing.
Sementara itu, Ketua MUI Jepara, Dr. H. Mashudi. M.Ag. selaku pembicara mengingatkan bahwa bangsa Indonesia, meski berbeda-beda akan tetapi satu dan yang mengikat persatuan itu adalah ideologi Pancasila.
“Siapapun yang hidup, makan dan minum di bumi Indonesia tidak boleh menolak Pancasila sebagai Dasar Negara. Oleh karena itu mereka yang mengusulkan sistem Khilafah berarti bertentangan dengan ideologi bangsa,” katanya disambut riuh peserta.
Menurut ulama asli Jepara ini, radikalisme yang berujung pada terorisme lebih terbuka pada era sekarang.
“Tetapi bibit-bibitnya sudah ada pada mereka yang melawan rezim represif Orde Baru,” katanya, mengutip Sidney Jones, pengamat terorisme dari Australia.
“Bangsa Indonesia sedang dibaca dan selalu dipantau oleh orang-orang dari luar karena kita memiliki kelebihan, kita harus hati-hati,” tegasnya.
Mashudi berkisah bahwa tanggal 23 Ramadhan kedatangan tamu seorang ulama Syiah dari Iran, ulama tersebut mengatakan bahwa toleransi di Jepara sangat bagus dan tinggi.
“Orang luar saja melihat Jepara seperti itu, maka kewajiban masyarakat Jepara lah untuk menjaganya.”
Dewasa ini, umat Islam membutuhkan Islam moderat, yaitu Islam yang tidak ekstrem kiri maupun kanan.
“Karena itu Pancasila adalah hadiah besar bagi bangsa Indonesia,” katanya di hadapan puluhan peserta dari Banser NU, Kokam Muhammadiyah dan organisasi kepemudaan lainnya.
Ulama dan juga dosen di berbagai perguruan tinggi ini mengatakan bahwa untuk menanggulangi terorisme dan radikalisme harus banyak membentuk forum solidaritas tokoh umat beragama dan pemerintah harus hadir di tengah masyarakat. (Muh/Yudhi)