Ikuti Kami Di Medsos

Akidah

Merancang Piramida Keyakinan: Definisi Agama

Tujuan penyusunan buku ini adalah menjelaskan akidah Islam yang dikenal dengan istilah ushuluddin (prinsip-prinsip agama). Untuk itu, terlebih dahulu kami akan menjelaskan kata din (agama) secara singkat dan kata-kata lain yang berhubungan dengannya.

Secara leksikal, kata din berasal dari bahasa Arab yang berarti ketaatan dan balasan. Sedangkan secara teknis, din berarti iman kepada Pencipta manusia dan alam semesta serta kepada hukum praktis yang sesuai dengan keimanan tersebut.

Dari sinilah kata an la din (orang yang tidak beragama) digunakan pada orang yang tidak percaya kepada Wujud Sang Pencipta alam secara mutlak, walaupun dia meyakini shudfah (kejadian yang tak bersebab-akibat) di alam ini, atau meyakini bahwa terciptanya alam semesta ini sebagai akibat interaksi antarmateri semata.

Adapun kata mutadayyin (orang yang beragama) secara umum digunakan pada orang yang percaya akan Wujud Sang Pencipta alam semesta ini, walaupun kepercayaan, perilaku dan ibadahnya bercampur dengan berbagai penyimpangan dan khurafat.

Atas dasar inilah, agama yang dianut oleh umat manusia terbagi menjadi dua: agama yang hak dan agama yang batil. Agama yang hak merupakan dasar yang meliputi keyakinan-keyakinan yang benar, yang sesuai dengan kenyataan, dan ajaran-ajaran serta hukum-hukumnya dibangun di atas pijakan yang kokoh dan dapat dibuktikan kesahihannya.

Ushuluddin dan Cabang-cabangnya

Dari uraian singkat di atas tampak jelas bahwa istilah din atau agama terdiri dari dua unsur pokok:

Pertama, akidah atau aqaid (keyakinan-kcyakinan) yang merupakan prinsip agama.
Kedua, hukum-hukum praktis yang merupakan konsekuensi logis dari prinsip agama tersebut.
Karena itu, tepat sekali apabila bagian akidah ini dinamakan sebagai ushul (prinsip) agama, dan bagian ahkam (hukum-hukum) praktis dinamakan sebagai furu’ (cabang), sebagaimana para ulama Islam menggunakan dua istilah tersebut pada bidang akidah dan hukum-hukum Islam.

Ayatullah Taqi Misbah Yazdi. Iman Semesta, Merancang Piramida Keyakinan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *