Artikel
Pentingnya Menjaga Tutur Kata
قُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنا
“Bertutur katalah yang baik pada manusia” (Surah Al-Baqarah, ayat 83)
Ayat ini meskipun turun berkenaan dengan Bani Israil akan tetapi ia mempunyai kandungan peraturan universal dan umum, berlaku untuk semua yang berfungsi menjaga keberlangsungan dan keharmonisan umat manusia. (Tafsir Nemuneh, jilid 1, hal 333)
Untuk menjaga keharmonisan dan hubungan baik dalam lingkungan sosial, sudah sangat jelas bahwasanya setiap manusia harus berhati-hati dalam bersikap di lingkungan tempat tinggalnya, khususnya terhadap keluarga dan masyarakat pada umumnya. (Tafsir Nemuneh, jild 1, hal 333)
Salah satu contoh untuk mewujudkan keharmonisan itu adalah dengan bertutur kata yang baik sebagaimana perintah Allah Swt dalam QS. Al-Baqarah yang disebutkan di atas.
Apa sih yang dimaksud perkataan baik itu? Ibn Abbas berkata bahwa perkataan yang baik (Qaulun Hasanun) adalah ucapan yang baik atau akhlak baik, yang menjadi sebab Allah swt ridha dan senang (kepada kita). (Mazm’ul Bayan Fi Tafsiril Quran, jild 1, hal 298)
Berkenaan dengan pentingnya menjaga lisan, ada sebuah cerita dari kitab Al-Kafi dan peristiwa ini terjadi di zaman Rasulullah Saw.
Suatu hari ada seorang laki-laki datang menghampiri Rasulullah Saw dan berkata, “Wahai Rasulullah! Berilah nasihat kepadaku!”
Rasulullah Saw bersabda, “Jagalah lisanmu!”
“Nasihatilah aku!” Pintanya lagi.
Rasulullah Saw bersabda, “Jagalah lisanmu!”
Kembali dia meminta, “Nasihatilah aku!”
Rasulullah Saw bersabda, “Hati-hatilah dalam berbicara. Celaka bagimu! Kebanyakan manusia masuk neraka dikarenakan lisan mereka.” (Al-Kafi, jilid 2, hadits no 14, hal 115).
Pelajaran utama dari petikan ayat al-Quran di atas adalah, pentingnya menjaga perkataan yang baik agar keharmonisan antar manusia senantiasa terjaga. Begitu pentingnya hal itu sampai-sampai Rasulullah Saw menyatakan secara berulang-ulang agar senantiasa menjaga lisan.
Sebagaimana kita ketahui, kebanyakan masalah dan kesulitan yang menimpa manusia disebabkan oleh lisan (perkataan yang tidak baik). Bahkan, yang lebih buruk dari itu, Nabi Saw menegaskan, kebanyakan manusia masuk neraka dikarenakan lisan mereka.
Dalam perkembangan dunia teknologi saat ini, interaksi antar manusia dengan mudah terjalin melalui sarana media sosial. Beragam ucapan yang dituangkan dalam bentuk tulisan berlalu-lalang dalam genggaman gadget sehari-hari dan nyaris tak terbendung lagi. Seseorang bisa dengan mudah ‘mengatai’ orang lain yang bahkan belum pernah ditemui sebelumnya; bisa menyebarkan uangkapan dusta terhadap kelompok lain semaunya saja. Meski di sisi lain perkembangan teknologi memudahkan manusia dalam proses kehidupannya, tapi hati-hati dalam menyatakan ungkapan-ungkapan melalui tulisan juga harus dilakukan untuk mencegah timbulnya perpecahan. (Sutia/MZ)