Berita
Menghidupkan Malam Nisfu Syaban di Pesantren Darut Taqrib Jepara
Beratapkan langit dengan penerangan cahaya bulan purnama, sekitar 350 jemaah tampak khusuk beristighfar dan berdoa di halaman Pesantren Darut Taqrib Jepara, Selasa malam (1/5/2018). Mereka memohon ampunan di malam Nisfu Syaban dengan harapan gugurnya dosa-dosa sebelum memasuki bulan suci Ramadan.
Lirih istighfar dilantunkan Ustaz Miqdad kemudian diikuti para jamaah dengan kompak. Suara mereka menyatu menambah khusyuk malam itu. Selanjutnya, doa-doa yang disunahkan untuk dibaca di malam pertengahan Syaban dilantunkan untuk mengetuk pintu langit agar rahmat dan ampunan-Nya senantiasa terbuka dan menyertai mereka.
Menghidupkan malam Nisfu Syaban tidak hanya dilakukan kaum Muslimin dari mazhab Syiah (Ahlulbait) melainkan juga semua kaum Muslimin termasuk dari Ahlusunnah. Karena kemulian malam Nisfu Syaban milik semua umat Muhammad Saw.
Umat kanjeng Nabi Muhammad menyukai sunah nabinya, yaitu menghidupkan malam-malam mulia dengan doa, istighfar, shalat sunnah dan shalawat.
Sebelum memulai melakukan amalan malam Nisfu Syaban, Ustaz Miqdad berceramah tentang kemulian malam dan keutamaan Nisfu Syaban serta menyampaikan tentang kelahiran Imam Mahdi menurut keyakinan Syiah yang bertepatan dengan Nisfu Syaban ini.
Menurutnya, konsep Mahdawiyah atau keyakinan akan datangnya Imam Mahdi adalah konsep yang ditentukan oleh Allah dan diyakini oleh kaum Muslimin.
“Dulu Kiai kita menyebutkan bahwa di akhir masa akan datang Imam Mahdi, imam yang akan memimpin dunia dengan keadilan, setelah dunia ini diliputi oleh kezaliman dan kejahatan, sebagaimana disabdakan Rasulullah,” Kata Ustaz Miqdad.
Menurut pengasuh pesantren Darut Taqrib itu, Asyaukani menyebutkan lebih dari 500 hadis sekaitan dengan Imam Mahdi. Dan di kitab-kitab lain juga banyak menyebutkan tentang Imam Mahdi.
Dalam doa ahd disebutkan agar kita dijadikan sebagai penolong Imam Mahdi. Dalam ziaroh Ali Yasin juga kita meminta agar kita selalu siap menjadi pembela Ahlul Bait. “Itulah permohonan hati terdalam, agar kita benar-benar pembela Imam Mahdi.”
Namun seperti apakah karakteristik penanti itu? Ustad Miqdad menyebutkan empat belas karakter berdasarkan hadis para Imam.
Di antaranya; para penanti adalah orang-orang yang tulus, ahli ibadah, lisannya tidak pernah sepi dari zikir, pemberani, memiliki kesetiaan tinggi, tidak mudah putus asa, setia kawan, siap mati sahid, selalu mendapat ujian dan lain sebagainya.
“Imam Mahdi tidak pernah jauh dari kita, dosa-dosa kita sendirilah yang membuat kita jauh dari imam,” pungkas ustad Miqdad.
Di awal acara, santri Darut Taqrib memulai dengan melantunkan nasyid kerinduan kepada Imam Mahdi karya santri sendiri dan diiringi rebana, lalu dilanjutkan dengan puisi dan pembacaan sholawat Syaban dari Imam Ali Zainal Abidin.
Acara pun berakhir sekitar jam sepuluh malam, disempurnakan dengan pembacaan ziarah kepada Imam Husain oleh Sayyid Jafar Sodiq Assegaf. (Muh/MZ)
Baca juga: Amalan dan Keutamaan Nisfu Syaban