Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Mengenang Tragedi Pelanggaran HAM

Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

Bulan Mei, mengingatkan sejumlah orang, aktivis dan lembaga kemanusiaan pada tragedi Mei ’98. Menurut data yang dirilis Komnas Perempuan dari berbagai sumber menyebut, ada lebih dari seribu orang meninggal, puluhan luka-luka dan puluhan lainnya hilang. Di antaranya juga terdapat puluhan perempuan menjadi korban kekerasan seksual.

Hal itu yang mendasari Komnas Perempuan bersama aktivis, komunitas korban dan lembaga-lembaga kemanusiaan terus menyuarakan tuntutan pemenuhan keadilan atas kasus yang terjadi 17 tahun lalu itu.

Bertempat di Komnas Perempuan (11/5) mereka menggelar pertemuan dan melakukan rencana-rencana aksi di bulan Mei ini. Di antara aksi yang diagendakan adalah memorialisasi Tragedi Mei ’98 tersebut dengan meresmikan Prasasti Mei ’98 yang rencananya akan diresmikan Gubernur DKI Jakarta pada hari Rabu 13 Mei di Makam Massal korban tragedi ’98 TPU Pondok Ranggon. Selain di Jakarta, tragedi ’98 juga terjadi di beberapa kota di Indonesia.

Mariana Amiruddin, mewakili Komnas Perempuan membacakan siaran pers dalam kesempatan itu, yang berisikan tuntutan terhadap negara atas terjadinya kasus tersebut. Sementara dari KontraS, Feri Kusuma yang juga hadir menuturkan bahwa Pemerintah hingga saat ini belum memberikan “reparasi” serta kompensasi dan pemulihan hak-hak korban. “Sebelum masa reformasi sudah terjadi banyak pelanggaran HAM berat. Tapi hingga saat ini Pemerintah belum memberikan keadilan,” ungkap Feri.

“Masak Presidennya sudah ganti berkali-kali belum bisa menyelesaikan. Kebangetan kan…,” keluh Ruminah, salah satu dari komunitas korban ’98 yang juga hadir hari itu.

Tragedi ’98 hanyalah sekelumit dari pelanggaran HAM yang tak terselesaikan. Kalau mau tengok masa-masa belakangan ini saja, ada beberapa pelanggaran HAM yang juga tak tuntas. Lihat saja kasus penyerangan terhadap Muslim Syiah di Sampang Madura, penyerangan terhadap Ahmadiyah, dan penyegelan Gereja Yasmin di Bogor, juga Gereja HKBP Filadelfia Bekasi yang belum menjadi perhatian Pemerintah hingga saat ini. (Malik/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *