Berita
Membincang Seksualitas yang Mendidik
Apa yang sering orang bayangkan ketika mendengar kata seksualitas? Tabu? Mesum? Tidak sopan? Stigma-stigma yang penuh kecurigaan ketika mendengar soal seksualitas ini sejatinya tidak mendidik. Karena justru akan menjauhkan orang dari pendidikan seks yang benar.
Itulah salah satu poin penting yang dipaparkan para pembicara dalam Diskusi Buku “Mengupas Seksualitas” Karya Musdah Mulia di Megawati Institute, Rabu (14/2).
Frenia Nababan dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam paparannya menegaskan bahwa masyarakat kurang mendapatkan pendidikan yang sehat tentang seks, sehingga yang timbul justru stigma atas seks.
“Karena tak ada pendidikan seks yang benar, anak-anak kita jadi terpapar resiko pelecehan seksual, atau anak remaja karena ingin tahu, melakukan hubungan seks tanpa sadar risikonya,” ujar Frenia.
“Ada anggapan bahwa wanita itu hanya objek seksual saja,” keluh Frenia. “Apalagi dalam budaya patriarki yang mensubordinasi wanita.”
Psikolog Baby Jim Aditya mengutarakan hal serupa, menekankan pentingnya pendidikan seksual yang sehat bagi anak-anak.
“Jangan disalahpahami pendidikan seks itu melihat alat kelamin, atau posisi-posisi intercourse. Bukan itu,” ujar Baby, yang mengaku sering sekali dalam penyuluhan pendidikan seksual banyak orangtua tak mengijinkan anaknya ikut karena salah paham.
“Justru dalam banyak kasus yang saya tangani, anak-anak suka nonton film porno itu awalnya karena melihat video di HP ayahnya, atau dari temannya.”
“Orangtua sendiri saya lihat banyak yang tak tahu tentang seks yang benar, makanya mereka melarang anak-anaknya,” ujar Baby. “Padahal, justru dengan pendidikan yang benar, anak-anak mereka akan terhindar dari bahaya seks bebas ini.” (Muhammad/Yudhi)