Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Mayjen TNI Agus Sutomo: Tugas Pemuda, Bersatu Melawan Proxy War

Proxy War
Para mahasiswa Universita Bung Karno (UBK) Jakarta Jumat (21/11) mendapatkan kesempatan langka kuliah umum dari Pangdam Jaya, Mayjen TNI Agus Sutomo, SE. Hadir juga dalam acara itu salah satu pendiri UBK, puteri presiden pertama RI Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri. Dalam kuliah umumnya, Agus memaparkan kepada para mahasiwa mengenai visi Indonesia Emas, yaitu seratus tahun kemerdekaan Indonesia nantinya. Yaitu Indonesia yang kuat, mandiri, dan disegani bangsa lain. Bukan Indonesia yang lemah dan justru menjadi kuli di negerinya sendiri.Menurut Agus, terwujudnya visi Indonesia Emas berada di pundak para pemuda Indonesia. “Di masa perjuangan, pemuda lah yang menjadi pelopor dan menggerakkan api perjuangan melawan penjajah. Ada Jong Java, Jong Sumatera, dan lainnya itu menunjukkan pemuda lah yang menjadi tonggak bangsa.”“Pemuda yang saat ini masih berumur 20-25 tahun lah yang nantinya akan mengisi dan menjadi tonggak Indonesia Emas,” lanjutnya. “Karena itu pemuda harus menggunakan waktu dan potensinya sebaik-baiknya agar bisa mewujudkan Indonesia Emas ini.”

Waspadai Bahaya Proxy War

Mayjen Agus juga menekankan bahwa keberhasilan mewujudkan visi Indonesia Emas ini terletak pada persatuan dan kesatuan semua elemen bangsa. Para pemuda oleh karena itu harus mewaspadai dan melawan adanya upaya yang ingin melemahkan bangsa Indonesia.

Dalam presentasinya Agus mencontohkan beberapa upaya proxy war yang berupaya mengadu-domba dan memecah-belah persatuan bangsa. Mulai dari tawuran antar kampung, antar pelajar, antar mahasiswa, hingga upaya mengadudomba mahasiswa dengan TNI.

“Pengalaman menunjukkan kepada kita, bahwa pihak asing, ketika ingin masuk dan menguasai bangsa kita, selalu berupaya memecah persatuan dengan melakukan proxy war,” terang Agus. “Kalau kita tidak bersatu, terus berantem dan mau diadudomba, ya kita tak akan bisa maju. Kita harus sadar dan melawan proxy war ini. Kuncinya adalah kebersamaan. Kita harus bersatu. Jangan mau diadu-domba,” pungkasnya.

Senada, Rachmawati Soekarnoputri saat ABI Press wawancarai juga mengiyakan peringatan dari Pangdam Jayakarta ini. “Kita harus bersatu untuk mengahadapi proxy war ini. Dalam perang asimetris ini memang tak bisa diketahui siapa kawan siapa lawan. Tapi kita bisa mendeteksi apa sebetulnya yang terjadi dan apa yang harus dilakukan,” ujar Rachma.

“Caranya, ya dengan berpegang pada UUD ‘45, Pancasila, dan NKRI. Dengan ini kita bisa menandai kelompok yang dikatakan Bung Karno sebagai antek nekolim. Pemainnya bisa berubah tapi tujuannya sama, ingin menguasai Indonesia dengan cara yang tidak kasat mata, tidak seperti perang tahun ‘45,” pesan Rachma. (Muhammad/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *