Berita
Maulid Nabi di ICC
Lantunan narasi maulid barzanji diiringi tabuhan rebana memeriahkan acara peringatan Maulid Nabi pada Jumat (9/1) malam di Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta.
Usai shalat Isyak ratusan umat Islam datang berbondong-bondong ke acara peringatan kelahiran manusia teragung sepanjang masa, Muhammad Saw.
Besarnya keagungan Nabi Muhammad sudah tersiar jauh hari sejak nabi-nabi sebelumnya. Para nabi terdahulu pun sangat mendambakan menjadi umat Muhammad Saw, sehingga beruntunglah yang dapat menjadi umat Muhammad saat ini karena itu merupakan nikmat Allah yang sangat besar.
Pembicara pertama, KH. Mashudi Baidhawi di antaranya menyatakan bahwa Allah akan mempermudah hidup orang yang banyak membaca shalawat kepada Rasulullah.
Dia juga menganjurkan agar setiap Muslim memiliki sikap moderat agar bisa ketemu dan berdialod dengan siapa saja, tidak memandang ormasnya NU atau Muhammadiyah, apakah mazhabnya Sunni atau Syiah, dan lain-lain. “Serta jangan mudah saling menyalahkan,” tuturnya.
Sayyid Mufid Husaini, penceramah kedua saat menyampaikan hikmah Maulid berharap pada peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad Saw yang juga bertepatan dengan Tahun Baru 2015 serta bersamaan pula dengan kelahiran Imam Ja’far Shadiq di awal tahun ini memberikan keberkahan.
Berbicara kedudukan Nabi Muhammad Saw, akan ditemui pandangan yang sama dalam berbagai literatur Islam. Karenanya pandangan Ibnu Taimiyah yang menganggap Nabi Saw hanya manusia biasa tidak dapat diterima. Disebutkan, Ibnu Taimiyah pernah berkata, “Tongkatku ini lebih berguna dan jelas lebih ada manfaatnya, tidak seperti Nabi Saw yang telah wafat.” Artinya, Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa Nabi Saw sudah otomatis menjadi tak berguna lagi bagi umat setelah beliau wafat. Padahal kalau kita bertanya pada Al-Quran akan ditemui jawaban bahwasanya dunia ini memiliki dua dimensi yaitu lahir dan batin.
Karena itu segala makhluk diciptakan Allah tidak hanya dalam bentuk dimensi materi atau lahiriah saja.
Maka tentu akan kita pertanyakan pernyataan bahwa Muhammad Saw hanya sebatas manusia dalam bentuk materinya saja. Sementara di dalam Al-Quran disebutkan bahwa Rasulullah adalah rahmat bagi seluruh alam, tidak terbatas saat beliau lahir saja, tidak sebatas untuk manusia saja, namun untuk seluruh alam ciptaan Allah Swt.
Dengan begitu Muhammad Saw tetap hidup sepanjang masa. Bahkan ia telah hidup sebelum lahir dalam wujudnya sebagai manusia. Seperti disebutkan dalam sebuah hadis, ciptaan Allah yang pertama adalah “Nur Muhammad.” Nur Muhammas merupakan Islam itu sendiri, makhuk pertama yang menjadi Islam itu sendiri sebelum makhluk lain diciptakan. Jadi, kehadiran dan keberadaan Rasulullah Saw itu tidak bisa sekadar dinilai dalam bentuk materinya saja. Misalnya hanya dengan mengatakan, Muhammad telah lahir pada tahun Gajah dan sebagainya.
Menurut Sayyid Mufid, banyak riwayat, baik riwayat Sunni maupun Syiah yang menyebutkan, bahkan para nabi sebelum Nabi Muhammad, mereka biasa bertawassul dengan kedudukan Muhammad Saw dan keluarganya. Nabi Nuh dalam kapal saat ditimpa badai juga bertawassul melalui kedudukan Muhammad dan keluarganya. Begitu juga halnya dengan Nabi Ibrahim dan nabi-nabi lain.
Di akhir tausiyahnya Sayyid Mufid menegaskan, meski banyak yang tak menerima logika ini, namun inilah yang sesuai dengan logika Al-Quran. Bahwa melalui Rasulullah Saw, kita bisa meminta permohonan ampun kepada Allah, dan niscaya Allah pasti mengabulkannya.
Sekitar pukul sepuluh malam acara ditutup dengan doa, tawassul, dan permohonan syafaat melalui keagungan Rasulullah Muhammad Saw. (Malik/Yudhi)