Berita
Maulid Membawa Damai
Acara tidak biasa berlangsung di depan Masjid Muhammad Ramadhan, Rabu (26/2). Acara itu maulid, peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sudah lama Masjid di Pekayon, Bekasi Selatan, itu tidak menggelar hajatan maulid.
Kabarnya, Dewan Kemakmuran Masjid ‘melarang’ maulid. “Tidak hanya dilarang, bahkan diharamkan,” kata Kiai Zainul Akifin, Ketua Forum Silaturahmi Warga Nahdliyin (Foswan) saat menjadi penceramah pertama dalam acara itu.
Malam itu spesial. Maulid kembali digelar untuk pertama kalinya. Kiai-kiai dari berbagai ormas Islam se-Bekasi Selatan ikut hadir. Tak tanggung-tanggung, Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Susilo Edy juga turut menjadi sponsor. Dia menerjunkan ratusan anak buahnya untuk mengamankan ribuan pecinta Rasulullah Saw yang memadati jalan di depan Masjid.
Shalawat, ratib, dan alunan rebana pun bergema malam itu. Khidmat. Menyentuh kalbu.
Kiai Zainul bertekad mempertahankan tradisi maulid di Masjid Muhammad Ramadhan. Dia menyeru warga agar waspada kepada kelompok yang doyan “membid’ahkan” maulid dan mengkafirkan sesama muslim. Tak segan dia menyebut ciri-ciri fisik kelompok itu: gemar bercelana cingkrang (di atas mata kaki) dan berjenggot panjang-panjang.
Kelompok dengan ciri-ciri fisik yang disebut Kiai Zainul, beberapa hari yang lalu memang sempat menggegerkan warga perumahan Galaxy. Kelompok ini pun sempat menjadikan Masjid Muhammad Ramadhan sebagai titik kumpul mereka saat aksi pengepungan kantor Polsek Bekasi Selatan, menuntut pembebasan rekan mereka AA yang terjerat kasus pencemaran nama baik saat itu.
“Ini bukan provokasi. Ini untuk membentengi jamaah Ahlussunah dari pengaruh kelompok itu sebab yang tidak senang dengan kelahiran Nabi itu Iblis dan Yahudi. Jadi mungkin mereka antek Yahudi,” kata Kiai Zainul.
Senada, penceramah lain Ustad Ahmad Syauqi MZ menilai upaya pelarangan maulid adalah makar musuh Islam. Mereka, katanya, ingin menanamkan keraguan kepada Rasulullah Saw. “Melarang maulid adalah satu cara mereka menanamkan keraguan itu.”
Pada kesempatan yang sama, Marikar, panitia pembangunan Masjid Ramadhan, berkisah tentang upaya pengambilalihan Masjid oleh suatu kelompok tanpa proses musyawarah. Ketua DKM saat ini, kata Marikar, ingin menjabat selamanya. Padahal, kepengurusan DKM harus diganti secara berkala. Tak hanya itu, DKM pun dia nilai sudah keluar dari amanah yang diberikan.
Sejurus kemudian, terdengar teriakan “Usir!” dari jamaah. Ternyata kelompok yang disebut Kiai Zainul dan Marikar berada di dalam Masjid.
Suasana pun sempat gaduh dan tegang. Namun, berkat kebijaksanaan para kiai, sesuatu yang tak diinginkan bisa dicegah.
Pukul 23.00 WIB jamaah pulang dengan tenang. Maulid memang membawa damai. (Malik/Irman-Yudhi)