Berita
Mau Jihad, Belajar dong
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?, Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. al-Zumar: 9)
Sobat ABI….
Masa remaja itu paling pas buat belajar sebanyak-banyaknya. Dengan belajar, kita sejatinya mencecap aneka pengetahuan untuk masa depan kita. Nah, Islam sangat memperhatikan ilmu pengetahuan. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa belajar di masa mudanya, maka kedudukan (keadaan)nya seperti mengukir di atas batu. Dan barangsiapa belajar di masa tuanya, maka kedudukan (keadaan)nya seperti menulis di atas permukaan air.” (Bihar al-Anwar, juz 1, hal. 222, hadis ke-6)
Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as juga menyinggung soal potensi kawula muda, “Sesungguhnya hati anak muda itu ibarat tanah kosong, apapun yang dilemparkan kepadanya, ia akan menerima.” (Tuhaf al-Uqul, hadis ke-70)
Menuntut ilmu itu wajib. Apalagi buat kawula muda yang masih punya banyak waktu dan kesempatan. Puluhan hadis Rasulullah saw dan para Imam as menegaskan hal ini. Bahkan, ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw berupa kalimat perintah, “Iqra (bacalah)!” Allah Swt meminta manusia untuk membaca, menuntut pengetahuan, dan merenungkan semesta alam ciptaan.
Nah, sobat ABI, kalau kita termasuk kawula muda yang mengaku pengikut Nabi Muhammad saw sudahkah kita rajin membaca? Kalo belum, yuk kita mulai dari sekarang!. Kalau sobat berpikir mau jihad, belajar dong. Karena menuntut ilmu adalah jihad yang agung.
Sejak awal Islam hadir, literasi dan pendidikan sangat ditekankan. Sejarah mencatat, di masa awal Islam, Rasul saw mendirikan pusat belajar di rumah salah seorang sahabat bernama Arqam. Tempat itu pun kelak dikenal dengan Darul Arqam. Dalam kitab suci-Nya, Allah Swt berulang kali menekankan pentingnya pendidikan: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang telah diberi pengetahuan.” (QS. al-Mujadillah: 11)
Bahkan, dalam satu hadis, Imam Ja’far Shadiq as menegaskan bahwa amal tanpa ilmu pengetahuan tidak akan diterima. Imam as berkata, “Allah Swt tidak akan menerima amalan tanpa pengetahuan dan sebaliknya tidak (bernilai) manfaat makrifat tanpa amal. Maka, siapa yang memiliki makrifat, makrifat itu akan mendorongnya beramal. Dan siapa yang tak beramal, berarti tidak bermakrifat. (Al-Kafi, juz 1, hal. 44, hadis ke-2)
Dalam pidatonya yang diriwayatkan langsung oleh Amirul Mukminin as, Rasulullah saw menguraikan dengan sangat apik, manfaat dan keutamaan ilmu. Syaikh Shaduq mengabadikannya dalam al-Majalis, “Dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib yang berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, maka carilah ilmu dari tempatnya dan ambillah dari ahlinya. Sesungguhnya mempelajarinya karena Allah merupakan kebaikan, mendiskusikannya merupakan tasbih, mengamalkannya merupakan jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya merupakan sedekah, dan memberikannya kepada orang yang berhak menerimanya merupakan pendekatan kepada Allah.’
Karena, ilmu merupakan petunjuk bagi yang halal dan yang haram, pelita jalan menuju surga, penghibur di saat ketakutan, teman dalam keterasingan dan kesendirian, teman bicara dalam kesepian, petunjuk di saat lapang dan sempit, senjata menghadapi musuh, dan perhiasan di sisi para sahabat.
Dengan ilmu, Allah mengangkat derajat suatu kaum dan menjadikan mereka pemandu kebaikan, sehingga jejak langkah mereka diikuti dan perbuatan mereka diteladani, pendapat mereka diambil, dan para malaikat ingin bersahabat dengan mereka. Para malaikat membentangkan sayapnya untuk mereka dan memberkati mereka dalam salatnya. Setiap yang basah dan yang kering memohonkan ampunan untuk mereka, termasuk ikan paus di laut, juga binatang buas di daratan dan binatang jinaknya.
Sesungguhnya ilmu menghidupkan hati dari kebodohan, menerangi mata dari kegelapan, dan menguatkan tubuh dari kelemahan.
Dengan ilmu, seorang hamba dapat mencapai kedudukan orang-orang baik, majelis orang-orang salih, dan derajat tinggi di dunia dan akhirat. Zikir orang berilmu sama dengan puasa, dan mempelajarinya sama dengan salat, dengan ilmu Tuhan ditaati dan disembah, dengan ilmu tali silaturahmi dihubungkan, dan dengan ilmu, yang halal dan yang haram diketahui.
Ilmu adalah imam bagi amal, dan amal adalah pengikutnya. Allah memberi ilmu kepada orang-orang yang bahagia dan mencegahnya bagi orang-orang yang celaka. Maka, sungguh beruntung orang yang tidak dicegah Allah untuk memperolehnya.