Artikel
Masa Imam Mahdi, Masa Kedaulatan Tauhid dan Keadilan (2/3)
Pembahasan sebelumnya Masa Imam Mahdi, Masa Kedaulatan Tauhid dan Keadilan (1/3)
Imam Ali Khamenei menegaskan bahwa ‘Mahdawiyah’ juga diyakini semua agama Ilahi. Seraya itu, beliau menambahkan, “Semua agama Ilahi secara umum meyakini akan hakikat ‘Mahdawiyah’. Akan tetapi dalam Islam, ‘Mahdawiyah’ adalah masalah keyakinan yang diterima secara penuh. Dan dari seluruh madzhab dalam Islam, Syiah meyakini masalah ‘Mahdawiyah’ dengan rincian kriteria dan sosok pribadinya yang dinantikan itu sesuai dengan riwayat-riwayat sahih yang terdapat dalam literatur riwayat Ahlulbait dan selainnya.”
Rahbar lebih lanjut menjelaskan tentang prinsip ‘penantian’ yang tidak bisa dipisahkan dari masalah ‘Mahdawiyah’. Beliau mengatakan, “Penantian berarti menanti kedatangan sosok manusia yang hidup dan hakikat yang pasti. Penantian seperti ini meniscayakan beberapa hal, di antaranya persiapan diri secara spiritual dan kejiwaan serta kondisi sosial yang sesuai dengan masa yang bakal terjadi dan kondisinya yang istimewa.”
Orang yang menanti, kata beliau, harus selalu memiliki, menjaga dan memperkuat sejumlah kriteria masa penantian, sehingga tidak menganggap bahwa masa penantian ini akan berlangsung sangat lama dan di sisi lain, tidak beranggapan bahwa masa itu sudah sangat dekat.
Pemimpin Besar Revolusi Islam mengenai kondisi di masa dhuhur Imam Mahdi af mengatakan, masa dhuhur adalah masa kedaulatan tauhid, keadilan, kebenaran, ketulusan, dan penghambaan kepada Allah Swt. Karena itu, seorang penanti harus selalu mendekatkan dirinya pada kriteria-kriteria tersebut dan tidak merasa puas dengan kondisi yang ada.
Beliau juga menekankan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mendalam dan ilmiah dalam masalah ‘Mahdawiyah’.