Berita
Makna Hasanah adalah Cinta Kepada Ahlulbait
Peristiwa syahidnya Imam Husein cucunda kesayangan Rasulullah Muhammad SAW merupakan peristiwa besar dalam sejarah umat Islam, dan kemanusiaan. Tak heran, jika peristiwa yang terjadi lebih dari seribu tahun lamanya, masih dikenang hingga kini. Peristiwa itu terjadi pada 10 Muharram yang kemudian dikenal dengan hari Asyura (Suro). Dan 40 puluh hari setelah itu kemudian dinamakan sebagai hari Arbain, bertepatan dengan 20 Safar, memuat sederetan peristiwa pilu menimpa keluarga Nabi pasca wafatnya Imam Husein.
Peristiwa itu pun banyak diperingati oleh sebagian Muslim di berbagai penjuru Indonesia. Salah satunya dilakukan oleh Ikatan Pemuda Ahlulbait Indonesia (IPABI) di Bogor, Jawa Barat pada Minggu (14/12). Seperti biasa, acara tersebut diisi dengan doa-doa, ceramah dan pembacaan sejarah terjadinya peristiwa pembantaian terhadap keluarga suci Nabi.Ceramah diisi oleh Ustad Fuad Hadi. Beliau menyampaikan betapa pentingnya mencintai keluarga Nabi. Dan memperingati peristiwa-peristiwa besar yang terjadi terhadap keluarga Nabi itu menurutnya adalah salah satu wujud kecintaan itu.
Arbain bukan hanya diperuntukkan bagi Ahlul Bait, melainkan juga bagi para pecintanya. “Ahlul Bait memiliki sifat memberi, dan memberikan apa yang dibutuhkan umat, sedangkan kita memiliki sifat selalu menerima,” tutur Fuad Hadi.
“Hari ini kita datang untuk meminta. Apa yang kita minta? kepada Allah SWT kita meminta ampunan-Nya yang tak terhingga dengan ber-washilah. Kita ber-washilah minta keridhaan Allah di majelis ini,” tambahnya.
Di hadapan jemaah ia melanjutkan ceramahnya; “Dalam sebuah riwayat dari Amirul Mukminin as. Ada seorang sahabat datang kepada beliau, dan Imam berkata kepada sahabatnya yang bernama Abdullah, Amirul Mukminin mengatakan, ‘Wahai Abdullah maukah engkau aku berikan kabar tentang perbuatan hasanah dan ketika orang itu melakukan perbuatan hasanah Allah akan memasukkan orang tersebut ke dalam surga-Nya, dan perbuatan saiah yang jika dilakukan Allah akan campakkan dan masukkan dia ke dalam neraka Jahannam?’
Lalu sahabat Amirul Mukminin siap mendengarkan apa yang dimaksud perbuatan hasanah dan saiah. Imam Ali karramallahu wajhah kemudian membacakan sebuah ayat surah An-Naml. Lalu Imam menjelaskan makna hasanah dan saiah yang terkandung dalam surah itu. ‘Wahai putra Abdullah, di dalam surah An-Naml, barang siapa datang kepada Allah dengan kebaikan dan Allah akan memberikan kebaikan kepada orang tersebut melebihi kebaikan yang dia lakukan. Dan ciri mereka, memiliki rasa takut nanti di hari kebangkitan.’ Lalu Imam mengatakan, ‘Tahukah engkau apa yang dimaksudkan Allah hasanah dalam surah ini?’ Lalu Imam mengatakan, ‘Bahwa hasanah di ayat ini adalah kecintaan kepada kami Ahlul Bait dan saiah adalah kebencian terhadap kami Ahlul Bait.’”
Semua mukmin berdoa, minimal sehari berdoa, “Rabbana atina fiddunya hasanah.” Apa itu hasanah?
Lebih lanjut Fuad Hadi menjelaskan bahwa yang mengetahui zahir dan batinnya Al-Qur’an adalah mereka pendamping Al-Qur’an (Ahlul Bait). “Yang mengetahui Al-Qur’an adalah hum muthahharun. Siapa hum muthahharun? Mereka adalah Ahlul Bait, merekalah yang mengetahui Al-Qur’an dan makna hasanah,” tegasnya.
“Di dalam Al-Qur’an Allah juga berfirman; ‘Katakanlah ketika semua manusia memohon kepada engkau kekasih-Ku (Muhammad) tentang balasan hasil dakwahmu, jangan kau terima apapun kecuali satu yaitu kecintaan kepada Al-Qurba (Ahlulbait),'” tambahnya.
Selain itu menurutnya, cintalah yang menjadikan manusia rela berkorban, dan cinta pula yang menjadikan manusia taat. (Malik/Yudhi)