Berita
Majma’ Fikih Irak: Islam Seharusnya Menyatukan Berbagai Mazhab Seperti Sunni dan Syiah
Anggota Dewan Tertinggi Majma’ Fiqh Irak, Syaikh Dr. Abdul Sattar Abdul Jabbar menyampaikan, seharusnya Islam bisa bersatu, khususnya menghadapi berbagai perbedaan internal. Perbedaan itu baik yang terkait Sunni dan Syiah, maupun perbedaan lainnya.
“Islam seharusnya bisa mengelola segala perbedaan, menyatukan berbagai mazhab, aliran, seperti Sunni, Syiah dan lainnya di seluruh dunia. Tentu, semua itu bisa dilakukan dengan penerapan Islam wasathiyah yang mengedepankan al-i’tidal (keseimbangan) dan tasamuh (toleransi),” kata Syaikh Abdul Sattar di kantornya, Baghdad, Senin (25/06).
Selain menyampaikan pentingnya persatuan Islam, beliau juga mengapresiasi negara Indonesia dalam mengelola kerukunan dan kehidupan umat beragama.
“Kami mengakui bahwa Indonesia lebih maju dari kami dalam mengelola kehidupan umat beragama. Indonesia mampu menyatukan berbagai perbedaan agama, baik Islam, Hindhu, Buddha, Kristen dan lainnya. Kami sangat senang Indonesia bisa hadir dalam Konferensi Internasional tentang Islam Wasathiyah ini,” kata Syaikh Abdul Sattar di kantornya, seperti dilansir situs resmi Kemenag, Selasa (26/6).
Apresiasi ini disampaikan Syaikh Abdul Sattar saat menerima Delegasi Indonesia yang akan mengikuti Konferensi Internasional tentang Moderasi dan Islam Wasathiyah. Delegasi ini dipimpin oleh Mukhlis Hanafi yang mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan KH. Muhyiddin Junaidi dari MUI.
Konferensi Islam Wasathiyah akan berlangsung dua hari, 26 – 27 Juni 2018. Konferensi ini akan diikuti oleh para delegasi dari 20 negara. (mz/kemenag/ahlulbaitindonesia)