Berita
Majalah Anti-ISIS Terbit Di Inggris
Untuk melawan propaganda IS (Negara Islam, sebelumnya ISIS/ISIL) yang berusaha merekrut kaum muda pengguna media sosial dan memancing mereka bergabung dengan kelompok ekstremis itu, para pemimpin Muslim Inggris meluncurkan majalah online, seperti yang dilaporkan Russia Today (8/10).
Majalah Haqiq atau Realitas, dirancang jaringan para pemuka agama di ImamsOnline.com untuk mengikis keyakinan akibat propaganda IS yang mengklaim memiliki dasar dalam Islam. Demikian editor Shaukut Warraich menjelaskan perlunya peluncuran majalah online itu.
“Garis depan untuk para imam (pemuka agama) di abad ke-21 bukan lagi di mimbar, melainkan online, di media sosial, di YouTube, di Twitter,” katanya.
“Ada persepsi bahwa lembaga-lembaga Islam tidak berbuat banyak untuk melawan ISIS tapi majalah ini jelas membuktikan bahwa para imam hadir bersama-sama agar seruan mereka dapat didengar. Imam Inggris secara khusus mengatakan kita akan mengambil langkah ini.”
Edisi pertama majalah itu telah diunduh 75.000 kali. Sementara edisi kedua akan terbit pada hari Kamis.
Sekitar 700 warga Inggris diperkirakan telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok IS. Hampir setengah darinya diyakini telah kembali. Antara Juni dan Agustus tahun ini sedikitnya delapan orang setiap harinya dirujuk ke Program Deradikalisasi pemerintah Inggris.
“Setiap solusi untuk masalah ekstremisme harus datang dari masyarakat,” kata Qari Asim, imam senior di masjid Makkah di Leeds. “Komunitas Muslim telah cukup menderita akibat perbuatan para ekstremis melebihi orang lain. Kita sama sekali tidak membenarkan apa yang mereka katakan, sebab hal itu membawa iman kita ke dalam kehinaan, meracuni anak muda kami dan menjadi penyulut sentimen anti-Muslim.”
Di majalah itu Mohamed el-Sharkawy menulis bahwa IS telah menyebarkan ketakutan dan kebencian di seluruh Timur Tengah.
“Di bawah aturan ISIS kita telah menyaksikan pembunuhan massal tanpa pandang bulu (Muslim dan non-Muslim), pembunuhan para imam dan ulama yang membuka kedok ketakberagamaan mereka. Belum lagi korupsi hukum kitab suci, penghancuran masjid dan tempat-tempat ibadah, dan perbudakan para gadis muda tak berdosa. “
Dia berargumen bahwa ISIS tidak menyampaikan nilai-nilai Islam.
“Sekali lagi, Alquran dan ajaran kenabian mengajarkan kita untuk berlaku moderat, untuk bertindak dalam kebaikan dan keadilan. Tidak ada dalam sejarah tradisi Islam kita melihat ada pembenaran atas apa yang selama ini ISIS lakukan. ” (Lutfi/Yudhi)
Sumber : www.rt.com