Berita
Maarif Institute Gelar Halaqah Nasional Ulama dan Cendekiawan di Jakarta
Islam di dunia hadir dengan wajah yang beragam. Upaya mengakomodasi pandangan dari berbagai mazhab yang berkembang, khususnya di Indonesia, diharapkan mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang harmoni. Sebagai upaya mewujudkan itu, Maarif Institute, mengumpulkan para ulama dan cendekiawan dalam Halaqah Nasional di Hotel Millenium Jakarta mulai tanggal 16-19 November 2017.
“Kegiatan ini untuk mengkaji ulang peran ulama dan cendekiawan di Indonesia, sekaligus berbagai produk intelektual-keilmuan yang dihasilkannya agar dapat berdampak signifikan bagi upaya pembangunan kehidupan harmoni dan kedamaian dalam masyarakat Indonesia yang majemuk,” kata Direktur Eksekutif Maarif Institute M. Abdullah Darraz.
Ia berharap halaqah ini dapat merumuskan ulang pandangan-pandangan dan opini keagamaan alternatif yang konstruktif bagi keutuhan bangsa.
Karena itu, Halaqah Nasional yang dihadiri tak kurang dari 80 ulama dan cendekiawan dari berbagai organisasi ini mengambil tema Peran Ulama dalam Membangun Kehidupan Bangsa yang Harmoni.
Acara dibuka oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pada Kamis (16/11) malam. Pembukaan halaqah ini juga dihadiri Ketua Umum MUI, Prof KH Ma’ruf.
Hadir juga Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof Amin Abdullah, Prof Azyumardi Azra, hingga tokoh Katolik Romo Magnis Suseno.
Abdullah Darraz mengatakan, halaqah ini merupakan kerja sama Maarif Institute, Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah, Sekolah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Lakpesdam NU dan Unit Kerja Presiden Bidang Pembinaan Ideologi Pancasila.
Sementara itu, Pendiri Maarif Institute sekaligus mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif menyampaikan apresiasi penyelenggaraan halaqah ini.
“Halaqah ini merupakan forum penting untuk mentradisikan kajian atas fatwa-fatwa dan pandangan keagamaan para ulama, dan cendekiawan Muslim untuk melahirkan pandangan keagamaan yang menyejukkan dan bervisi kemanusiaan,” ucap Buya Syafii.
Menurutnya, kegiatan yang dimotori para intelektual muda ini mencerminkan upaya moderasi Islam di Indonesia. (M/Z)