Berita
LESBUMI NU Sulut Gelar Diskusi Buku Bulan Sabit di Nusa Utara
PW LESBUMI NU Sulawesi Utara menggelar diskusi buku ‘Bulan Sabit di Nusa Utara’, di Gedung DPD Sulut, Manado, Sabtu (26/03) pagi.
Diskusi buku tentang perjumpaan Islam dan Agama Suku di kepulauan Sangihe dan Talaud ini, dalam rangka mengembangkan kembali tradisi lokal yang ada di Sulut, yang saat ini hampir punah di kalangan masyarakat Nusantara khususnya di Bumi Nyiur Melambai.
Taufik Bilfagih, Ketua PW LESBUMI NU Sulut, dalam sambutannya mengatakan, NU khususnya LESBUMI NU Sulut, mencoba mengkonsepsikan bersama untuk mengembangkan kembali tradisi Islam Nusantara.
“Khususnya di Sulawesi Utara, yang saat ini sudah mengalami kemerosotan,” kata Taufik.
“PW LESBUMI Sulut kembali melanjutkan 7 Konsep Kebudayaan, yang salah satunya menghimpun adat-istiadat yang ada di Sulawesi Utara,” tambahnya.
Sementara, menurut Dr. Ivan Kaunang, penulis buku Bulan Sabit di Nusa Utara, menyinggung sedikit soal isi bukunya, perjumpaan antara Islam dan masyarakat di Nusa Utara ternyata sangat romantis dan ramah.
“Sehingga Islam mudah diterima di Nusa Utara,” ungkap Dr. Ivan.
Salah seorang peserta dikusi, Julfair Lintuhaseng, pemuda asal Sangihe, menyampaikan, sebagai putra daerah Sangihe dirinya sangat mengapresiasi diskusi buku Bulan Sabit di Nusa Utara.
“Terlebih lagi penulis buku ini, karena sudah menulis perjumpaan Islam dan Agama Suku di kepulauan Sangihe dan Talaud yang dulunya hanya menjadi cerita di kalangan masyarakat Nusa Utara,” ujarnya.
Diskusi ini juga dihadiri Senator Benny Rhamdani, Wakil Ketua Komite I DPD RI, dan sejumlah organisasi kemahasiswaan dan beberapa pemuda dari kepulauan Nusa Utara. (Syahrul/Yudhi)