Berita
Lawan Liberalisasi, Kokohkan Ideologi Pancasila
Di tengah gempuran badai liberalisasi yang merangsek ke semua sendi-sendi bangsa, dan mencengkeramkan cakar-cakarnya di Bumi Pertiwi, Indonesia berada dalam posisi yang sangat mengkhawatirkan.
Demikian paparan M. Hatta Taliwang, pembicara dari Soekarno Hatta Institute dalam Diskusi Pokja PETISI 50 di Kalibata, Jakarta, Selasa (25/11).
Dalam diskusi yang mengusung tema “Liberalisasi: Ancaman Terhadap Keutuhan Bangsa, Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan Sosial” ini, Hatta Taliwang menjelaskan bahwa cengkeraman liberalisme ini telah menusuk di jantung konstitusi bangsa. Mengubah ideologi Pancasila.
“Ideologi kita Pancasila, tapi yang kita lihat sekarang ini tidak jelas. Justru yang diterapkan itu sangat liberal,” ujar Hatta. “Di bidang politik, ekonomi, semua liberal.”
“Mestinya kita menegakkan ideologi Pancasila ini. Kita jabarkan dalam sistem ekonomi kita, dalam sistem politik kita agar kita paham arah ideologi bangsa ini,” tutur Hatta. “Jika tidak, kita akan dikuasai oleh kapitalis dan menjadi kuli di negeri sendiri.”
Tanamkan Ideologi Pancasila di Dada Pemuda Idonesia
Menurut Hatta, untuk melawan pengaruh liberalisasi yang dalam prakteknya selalu berupaya melemahkan semua elemen bangsa. Mulai dari politik, ekonomi, budaya, hingga media yang membuai dan melemahkan para pemuda bangsa. Para cendekiawan harus mampu menanamkan dengan kuat ideologi Pancasila di dada anak-anak bangsa agar Indonesia bangkit.
“Permasalahannya adalah, rakyat kita tidak terdidik ideologinya,” ujar Hatta. “Melalui media, liberalisme sukses menghancurkan ideologi bangsa kita dengan menanamkan nilai-nilai konsumerisme dan hedonisme yang mencuci otak dan membuat mental anak bangsa hancur.”
“Kita mesti mencontoh Venzuela atau Iran, di mana rakyatnya terdidik dalam satu ideologi mengikuti imam-imamnya. Sehingga mereka bisa besar seperti sekarang. Bahkan Amerika sendiri sebagai negara adidaya sampai kerepotan menghadapinya.”
“PR besar kita adalah bagaimana membangun ideologi Pancasila di tengah masyarakat kita agar terbentuk generasi yang militan seperti di Iran itu,” lanjut Hatta. “Karena itu salah satu rekomendasi kita, agar pelajaran sejarah dikembalikan oleh Menteri Pendidikan. Jangan sampai dilupakan. Karena kapitalis berkepentingan mencabut akar sejarah itu dari hati kader-kader bangsa,” imbuhnya. (Muhammad/Yudhi)