Berita
Lagi, Rezim Zionis Culik 9 Warga Palestina
Pasukan rezim zonis pada Kamis (29/10) dini hari menculik setidaknya sembilan warga Palestina dari berbagai wilayah di Tepi Barat, menurut sumber keamanan dan Masyarakat Tahanan Palestina (PPS).
Dikutip dari WAFA, sumber-sumber tersebut menegaskan bahwa pasukan zionis menahan seorang warga Palestina sebagai sandera untuk memaksa saudaranya menyerahkan diri kepada intelijen zonis dalam sebuah penggerebekan di kota Bethlehem.
Sandera yang diculik itu diidentifikasi sebagai Mohammad Khatib, yang saudaranya, Daoud, meninggal dunia akibat serangan jantung di tahanan zionis pada 2 September 2020.
Pasukan rezim penjajah zionis menerobos masuk desa Marah Rabah, selatan Betlehem, lalu menculik dua warga lainnya.
Serangan yang sama dikonfirmasi di kota Beit Sahour, sebelah barat Betlehem, yang mengakibatkan penyanderaan lainnya.
Di distrik Hebron, sejumlah sumber melaporkan serangan militer di kota Dura, selatan kota Hebron, yang mengakibatkan penyanderaan kembali seorang mantan tahanan.
Di Yerusalem, polisi zionis menculik seorang Palestina setelah mengobrak-abrik rumahnya di lingkungan Wadi al-Joz.
Sementara itu, Direktur Kantor PPS Jenin Muntaser Sammur membenarkan bahwa pasukan zionis menculik tiga warga lainnya setelah menyerbu rumah keluarga mereka di kota tersebut.
Di distrik Ramallah, pasukan rezim penjajah zionis menyerbu Departemen Ambulans dan Layanan Darurat Medis Militer Palestina (MMS) di al-Bireh. Selain itu, tentara menyerbu markas utama Perusahaan Komunikasi Seluler Palestina (Jawwal) dan sebuah toko, mencuri rekaman kamera pengintai mereka.
Pasukan zionis juga kerap menyerbu rumah-rumah Palestina nyaris setiap hari di seluruh Tepi Barat dengan dalih mencari orang-orang Palestina yang “diburu”, yang memicu bentrokan dengan penduduk.
Penyerbuan ini, yang juga terjadi di daerah-daerah di bawah kendali penuh Otoritas Palestina, dilakukan tanpa perlu perintah. Kapan pun dan di mana pun, militer zionis dapat sewenang-wenang menculik atau menyerbu perkampungan warga.
Di bawah kediktatoran militer zonis, komandan militer punya otoritas eksekutif, legislatif, dan yudisial penuh atas 3 juta warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat. Warga Palestina tidak memiliki suara terkait bagaimana otoritas ini dijalankan.