Berita
Kuasai Bundaran HI, Buruh Tuntut Tujuh Hal Kepada Jokowi
Dampak kenaikan BBM yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo, 18 November lalu ternyata belum berakhir. Gelombang ujuk rasa mahasiswa mulai mereda, namun tidak bagi kaum buruh.
Rabu (10/12), sekitar 75 ribu buruh se-Jabodetabek yang terhimpun dalam berbagai konfederasi dan federasi serikat pekerja memadati Bundaran HI, Jakarta.
Ir. Iswan Abdullah, ME selaku MN Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Vice President Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan juga salah satu anggota Dewan Pengupahan Nasional, menegaskan bahwa keputusan Joko Widodo untuk menaikkan harga BMM membuktikan keberpihakan Joko Widodo kepada kalangan neoliberal dan pihak asing.
“Sudah tanggung jawab negara memberikan subsisdi itu,” tegas Iswan.
Selain itu, Iswan juga menuntut agar Bupati atau Walikota di beberapa daerah merevisi kembali kenaikan upah pada tahun ini, sebab menurutnya, perhitungan upah yang ada belum memperhitungkan kenaikan harga BBM yang secara otomatis berdampak juga pada naiknya harga sejumlah kebutuhan bahan pokok dan mengakibatkan daya beli kaum buruh turun 50%.
“Dengan kenaikan harga BMM ini seharusnya ada penambahan pada upah yang telah disepakati sebesar 526 ribu rupiah,” terang Iswan.
Berikut adalah 7 tuntutan yang diajukan oleh KSPI:
1. Menolak kenaikan harga BBM sebab akan mengakibatkan daya beli kaum buruh turun 50%.
2. Mendesak Gubernur se-Indonesia merevisi UMP/UMK menjadi sekitar 3 jutaan ke atas dan revisi KHL dari 60 item menjadi 84 item.
3. Mendesak pengesahan RPP pensiun pada 1 Januari.
4. Perbaikan Jaminan Kesehatan untuk buruh atau rakyat, sehingga tidak ada lagi pasien yang ditolak Rumah Sakit.
5. Hapus sistem kerja Outsourcing atau pekerja kontrak, terutama di BUMN.
6. Revisi UU TKI hingga Juni 2015 dan Sahkan RUU PRT.
7. Hentikan kekerasan aparat kepolisian dalam pengamanan aksi buruh, mahasiswa dan rakyat Indonesia.
Dalam akhir wawancara dengan ABI Press, Iswan menegaskan bahwa apa yang mereka lakukan saat ini hanyalah awal dari gerakan kaum buruh. Dia menyatakan bahwa seluruh kaum buruh akan menduduki ibukota apabila tuntutan mereka pada pemerintah dan Presiden Joko Widodo tidak diindahkan.
Akankah ujuk rasa para buruh ini akan direspon oleh Presiden Joko Widodo? Atau aksi mereka ini akan berakhir seperti aksi-aksi penolakan kenaikan harga BBM sebelumnya? (Lutfi/Yudhi)