Berita
Komunitas Pemuda Nusantara Menggelar Pena Award Kedua
Jakarta – Dalam rangka memeriahkan ulang tahunya yang ke-2, Komunitas Pemuda Nusantara (PENA) menggelar perhelatan PENA Award untuk memberikan penghargaan dan apresiasi kepada Tokoh, Pemuda, serta Pahlawan Literasi yang telah berkarya, mengabdi dan menginspirasi banyak orang di Indonesia, pada Selasa (21/2/2017), di Jakarta.
Ketua PENA Miftahul Razaq menyampaikan bahwa penganugerahan PENA Award ini merupakan yang kedua kalinya diselenggarakan oleh PENA. Jika pada edisi pertama penghargaan hanya diperuntukkan untuk anggota PENA saja, kali ini penganugerahan tersebut diperluas, tidak hanya untuk anggota, namun juga para aktivis yang berada di luar komunitas PENA.
“Ini merupakan PENA Award yang kedua. Kali ini kami ingin mengapresiasi mereka, orang-orang di luar PENA yang telah berkarya untuk bangsa dan juga telah menginspirasi anak-anak muda Indonesia dengan menyuarakan nilai-nilai kejujuran, perdamaian dan persatuan,” ujar Miftah dalam sambutanya di acara PENA Award.
Pria kelahiran Demak itu juga mengatakan bahwa PENA Award dihadirkan untuk mendorong para pemuda Indonesia, khususnya anggota PENA agar selalu memiliki keinginan kuat dalam mendedikasikan bakti dan karyanya untuk Indonesia.
“Kami mengharapkan PENA Award dapat menstimulus para pemuda untuk berkarya dan mengabdi bagi bangsa Indonesia. Masa depan bangsa ada di tangan para pemuda,” paparnya.
Lebih lanjut Miftah mengungkapkan, sebagai komunitas yang bergerak di bidang Intelektual, Sosial, dan Agama, serta menjunjung nilai solidaritas dan persatuan, PENA akan berusaha terus menghadirkan program-program yang dapat memberikan manfaat kepada para pemuda serta masyarakat pada umumnya.
Dalam pagelaran PENA Award tersebut, enam orang terpilih sebagai pemenang dibagi dalam beberapa kategori; Pemuda Inspiratif (Andri Rizki Putra), Tokoh Inspiratif (Irfan Amalee), Pahlawan Literasi (Maman Suherman), Duta Terkreatif dan Terinspiratif (Zainab Aidid), Duta Teraktif (Rajib) dan Program PENA terbaik adalah Gerakan Anti Amnesia Buku.
(Amar Faizal Haidar)