Berita
KOMNAS HAM Soroti Kualitas Guru Sekolah Inklusi
Masih dalam rangkaian acara “Festival Merdeka untuk Kemanusiaan dan Wonosobo Berkelanjutan” sekaligus untuk menyambut perayaan HUT ke 71 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemda Wonosobo menyelenggarakan workshop sekolah inklusi di gedung Sasana Adipura Wonosobo, Jumat (12/8) lalu.
Acara yang dihadiri oleh beberapa Kepala Sekolah Dasar dan perwakilan LSM yang ada di Wonosobo ini merupakan salah satu usaha dan perhatian pemerintah daerah dalam bidang pendidikan terhadap mereka yang berkebutuhan khusus.
Samsul Maarif, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonosobo, mengatakan bahwa Wonosobo sebagai kota ramah HAM harus terus memperbanyak sekolah inklusi karena mendapatkan pendidikan adalah hak semua warganegara Indonesia tanpa membeda-bedakan dan tidak boleh pula ada diskriminasi.
“Saat ini di Wonosobo baru ada 5 SD , 2 SMP dan 1 SMA sekolah inklusi, maka kami akan terus mendorong pemerintah untuk terus menambah sekolah inklusi,” tutur Samsul Maarif.
Di kesempatan yang sama, Yuli Asmini dari Komnas HAM, menyorot sisi kapasitas pendidik sekolah inklusi. Menurutnya, dengan adanya kebutuhan khusus ini maka pendidikan seharusnya dapat memampukan dirinya dan orang yang dididik dalam menerima pelajaran yang diberikan sehingga perlu sekali pengembangan kapasitas dari para guru sekolah inklusi.
Sementara itu Novi Puspita Candra, pakar psikologi UGM, mengungkapkan tentang hal paling mendasar dalam mendukung sekolah inklusi. Menurutnya, ada sesuatu yang masih perlu dikembangkan terutama pada minoritas dalam lingkungan sekolah, yaitu respect atau sikap hormat terhadap mereka yang berkebutuhan khusus.
“Kebiasan untuk menerima perbedaan perlu dipupuk dan seharusnya sudah tidak ada istilah sekolah reguler atau sekolah inklusi. Tetapi sekolah reguler adalah juga sekolah inklusi dan begitu pula sebaliknya. Jadi hal ini mengandung maksud bahwa semua tenaga pendidik harus dipersiapkan untuk dapat mengajar dan mendidik semua murid entah yang berkebutuhan khusus maupun tidak,” pungkas Novi. (Betty NK/Yudhi)