Berita
KISAH – Pembela Mereka yang Teraniaya
Abdul Muthalib, orang yang telah menggali sumur Zamzam, memiliki sepuluh anak. Abdullah, ayah Nabi Muhammad saw, adalah salah satunya. Abu Thalib, paman nabi juga salah satu dari mereka.
Abdullah meninggal saat Nabi saw, masih bayi. Di usia Nabi saw. enam tahun, ibundanya, Aminah, juga meninggal dunia. Sejak saat itu, Nabi saw dirawat oleh kakeknya, Abdul Muthalib.
Abdul Muthalib adalah seorang yang berbudi luhur. Ia mengikuti agama Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. Ia selalu menasihati anak-anaknya untuk mengikuti jalan yang benar.
Abdul Muthalib sangat sayang kepada Nabi saw. Ia tahu bahwa cucunya itu akan menjadi seorang nabi.
Di atas pembaringannya, saat ajalnya akan menjemput, Abdul Muthalib berpesan pada anak-anaknya, “Cucuku akan menjadi seorang nabi, sehingga siapa pun yang ada pada masanya harus beriman kepadanya.”
Kemudian Abdul Muthalib berpaling pada anaknya, Abu Thalib dan berbisik di telinganya, “Abu Thalib, Muhammad akan menjadi orang besar. Maka dukunglah ia dengan tangan dan lidahmu.”
Nabi Muhammad saw. berusia delapan tahun ketika kakeknya meninggal. Sejak saat itu, pamannya, Abu Thalib (ayah dari Imam Ali bin Abi Thalib) merawat dan menjaga Nabi saw.
Nama Abu Thalib sebenarnya adalah Abdul Manaf. Istrinya bernama Fathimah binti Asad. Keduanya memperlakukan Nabi saw. dengan sangat baik. Perhatian yang diberikan kepada Nabi saw. melebihi perhatian yang diberikan kepada anak-anaknya sendiri.
Berjalannya waktu, Nabi saw. bertambah dewasa dan berbagai peristiwa penting dilalui bersama pamannya.
Perang antar suku
Abu Thalib sangat membenci penganiayaan. Pada saat yang sama ia juga mencintai mereka yang teraniaya. Karenanya, Nabi Muhammad saw. sangat mencintai Abu Thalib.
Suatu hari, pecah perang antara suku Kinana dan suku Qais. Suku Qais adalah kaum penindas.
Seorang lelaki dari kaum Kinana datang kepada Abu Thalib dan berkata, “Wahai putra pemberi makan burung dan pemberi minum peziarah Ka’bah, jangan tinggalkan kami. Kami akan beroleh kemenangan dengan kehadiranmu.”
Abu Thalib menjawab, “Aku tidak akan meninggalkan kalian jika kalian menjauhi penganiayaan, permusuhan, kekasaran, dan dusta.”
Mereka pun berjanji kepada Abu Thalib untuk melakukannya. Sehingga Nabi Muhammad saw. bersama pamannya membela suku Kinana.