Ikuti Kami Di Medsos

14 Manusia Suci

Kisah Kelahiran Imam Husain bin Ali as

Husain bin Ali bin Abi Thalib as  adalah putra ke-2 Imam Ali as dan Fatimah Zahra as, serta cucu Nabi Muhammad saw. Berdasarkan laporan sejarah Syiah dan Ahlusunah, Nabi saw menangis tatkala Imam Husain as lahir dan mengabarkan tentang kesyahidannya serta memilihkan nama “Husain” bagi bayi mungil itu.

Setahun setelah kelahiran al-Hasan, cucu Rasulullah saw, pada 3 Sya’ban 4 Hijriah, Rasulullah saw menerima kabar gembira dengan kelahiran al-Husain. Maka, beliau saw pun berkata kepada Asma binti Umais, “Wahai Asma, tolong bawa kemari anakku itu.”

Asma segera membawa bayi yang terbungkus kain putih dan memberikannya kepada Rasulullah saw. Rasululah saw begitu gembira lalu mendekapnya. Dibacakannya azan di telinga kanan bayi itu, lalu iqamat di telinga kirinya. Seraya kemudian menidurkan bayi itu di pangkuannya, beliau saw pun menangis tersedu-sedu.

Mendengar tangis Rasulullah saw, Asma bertanya, “Demi ayah dan ibuku, siapa yang Anda tangisi, wahai Rasulullah?”

“Anakku ini,” jawab beliau saw.

Asma berkata, “Dia baru saja dilahirkan.”

Rasulullah saw berkata, “Wahai Asma, kelak ia akan dibunuh oleh sekelompok pembangkang sesudahku, yang syafaatku tidak akan sampai kepada mereka.”

Kemudian Rasulullah saw berkata, “Wahai Asma, jangan engkau sampaikan apa yang aku katakan tadi kepada Fathimah, dia baru saja melahirkan.”

Kemudian Rasulullah saw berkata kepada Imam Ali as, “Engkau namai apa putraku ini?” Imam Ali berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak akan mendahului Anda dalam menamainya dan aku ingin menamainya Harb.”

Rasulullah saw berkata, “Aku juga tidak akan mendahului Allah Azza wa Jalla dalam menamainya.”

Lalu Jibril datang menemui Nabi Muhammad saw dan berkata, “Sang Mahatinggi menyampaikan salam untuk Anda dan berfirman, ‘Namailah dia dengan nama putra Harun.’”

Rasulullah saw berkata, “Apa nama putra Harun.” Jibril berkata, “Syabir.”

Rasulullah saw berkata, “Aku berbahasa Arab.” Jibril berkata, “Namai dia dengan al-Husain.”

Maka Rasulullah saw menamainya dengan al-Husain. Pada hari ketujuh kelahiran al-Husain, beliau saw menyembelih dua ekor domba sebagai aqiqah, mencukur rambutnya, dan bersedekah seberat timbangan rambutnya dengan perak, melumuri kepalanya dengan minyak za’faran, seraya berkata, “Sesungguhnya melumuri kepala bayi dengan darah merupakan tradisi jahiliah.”

Kemudian Rasulullah saw memberikan paha domba serta sejumlah uang dinar kepada wanita yang telah membantu kelahiran Imam Husain as.

Rasulullah saw, sangat mencintai Hasanain (Imam Hasan dan Imam Husain-red.) dan berpesan kepada semua orang agar mencintai keduanya. Imam Husain as termasuk Ashab al-Kisa’, ikut hadir dalam peristiwa mubahalah, dan salah satu Ahlulbait Nabi saw, di mana ayat Tathir turun atas peristiwa itu.

Pelbagai riwayat dinukil dari Nabi Muhammad saw tentang fadhilah dan keutamaan Imam Husain as. Antara lain, Hasan dan Husain penghulu pemuda surga; Husain adalah pelita hidayah dan bahtera penyelamat. (wikishia/alhassanain)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *