Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Kisah Hikmah Nabi Isa Bin Maryam a.s. Part II

Ketaatannya Kepada Tuhan

Sesungguhnya Isa as menaiki sebuah gunung di Syam yang disebut Ariha, maka Iblis pun mendatanginya dalam rupa Raja Palestina. Dia berkata, ”Wahai Ruhullah! Engkau telah menghidupkan yang mati, menyembuhkan si kusta dan belang, maka (coba) sekarang engkau terjunkan dirimu dari atas puncak gunung ini.” Beliau berkata, ”Semua yang kausebutkan itu sungguh telah diizinkan kepadaku, sedangkan yang ini tidak diizinkan kepadaku (melakukannya).

Pakaiannya

Sesungguhnya Isa memakai mantel bulu dan makan dari dedaunan pepohonan, tidak berkeluarga, tidak berharta, dan tidak menimbun sesuatu pun untuk hari esoknya.

Hidup Merdeka

Isa as berkata, ”Pembantuku adalah tanganku, kendaraanku adalah kedua kakiku, kasurku adalah tanah, bantalku adalah batu, penghangat musim semiku adalah sinar mentari, pelita malamku adalah (cahaya) rembulan. lauk-paukku adalah rasa lapar dan takut (kepada Allah). pakaianku adalah wol, buah-buahanku adalah apa yang ditumbuhkan oleh bumi bagi binatang buas dan ternak dimana aku hidup dengan tanpa memiliki sesuatu pun, aku bangun pagi dengan tanpa memiliki apa-apa dan tiada yang ada di atas muka bumi ini yang lebih kaya daripada aku.”

Berlepas Diri Dari Dunia

Suatu hari Isa sedang tidur berbantalkan sebongkah batu dan merasakan nikmatnya tidur. Kemudian Iblis lewat di depannya lalu berkata kepadanya, ”Wahai Isa! Tidakkah kamu mengaku bahwa sesungguhnya kamu tidak menginginkan sesuatu pun dari kelezatan dunja? Karena batu ini adalah salah satu dari kelezatan dunia.” Maka Isa pun bangun dari tidurnya, mengambil batu itu lalu melemparkannya kepadanya dan berkata, ”Ini untukmu bersama dunia.”

Salah Satu Mukjizat Isa as

Dikatakan kepada Isa bin Maryam, ”Dengan apa engkau berjalan di atas air?’ Dia berkata, ”Dengan iman dan keyakinan.” Mereka berkata, ”Dan kami pun beriman dan yakin sebagaimana Anda beriman dan yakin.” Isa as berkata, “Berjalanlah kalian ketika aku berjalan.” Mereka pun berjalan bersamanya di atas ombak lalu mereka tenggelam. Isa as pun berkata kepada mereka, ”Apa yang terjadi dengan kalian?” Mereka berkata, ”Kami takut ombak.” Dia berkata, ”Tidakkah kalian takut pada Tuhannya ombak ini?” Lalu beliau pun mengeluarkan mereka darinya.

Kemudian beliau pun memukulkan kedua tangannya ke bumi, meraupnya, lalu memperlihatkannya ke mereka maka tiba-tiba nampak di salah satu tangannya butir-butir emas dan pada yang lainnya kerikil atau potongan kayu maka dia berkata, ”Mana di antara keduanya yang lebih menarik hati kalian?” Mereka berkata, ”Emas ini.” Dia berkata, ”Keduanya di mataku sama saja.”

Ketika Melewati Sebuah Kota

Isa as melewati sebuah kota yang sudah hancur. Bangunan kota itu pun menakjubkan hatinya dan berkata, ”Duhai Tuhan, mengapa kota im’ tidak menjawab seruanku?” Allah mewahyukan kepada kota itu, ”Wahai kota yang hancur, jawablah seruan Isa!” Kota itu pun menyeru, ”Isa kekasihku, apa yang kau inginkan dariku?”

Dia berkata, ”Apa yang. dilakukan terhadap pepohonan, sungai-sungai, istana-istanamu dan ke manakah pendudukmu?”

Dia berkata, “Kekasihku, ketika janji Tuhanmu Yang Mahabenar datang, maka pepohonanku rontok, sungai-sungaiku mengering, istana-istanaku runtuh, dan

pendudukku mati.” Dia berkata, ”Lalu ke manakah harta benda mereka?”

Dia berkata, ”Mereka telah mengumpulkan yang halal dan yang harammya dalam satu tempat di dalam perutku.

Bagi Allah-lah pewaris langit dan bumi.”

Isa as pun menyeru, ”Sungguh aku merasa aneh dengan tiga golongan manusia: pencari dunia sedangkan kematianmu mencarinya; pembangunan istana-istana sedangkan kuburan adalah tempat kembalinya, dan orang yang tertawa terbahak-bahak sedangkan neraka di depan pelupuk matanya.

”Wahai anak Adam! Tidakkah yang banyak itu“ mengenyangkanmu dan yang sedikit dianggap cukup‘ Engkau mengumpulkan hartamu bagi orang yang tidak memujimu sedangkan engkau akan menghadap Tuhanmu yang tidak menerima segala alasan dan uzurmu.

”Engkau hanyalah budak perut dan syahwatmu’ dimana perutmu akan dipenuhi apabila kamu memasuki kuburmu. Sedangkan engkau wahai anak Adam, hanya melihat perbendaharaan Rajamu menurut neraca orang lain!”

Baca juga: Kisah-Kisah Hikmah Nabi Khidir A.S.

Tidak Berburuk Sangka

Suatu hari Isa putra Maryam as berjalan bersama para muridnya (Hawariyun) yang diiringi gonggongan anjing. Sebagian mereka berkata, ”Alangkah busuknya bau ini!” Beliau berkata, ”Memang benar yang kaukatakan itu, tapi alangkah putihnya gigii-geriginya.”

Tak Punya Guru

Dikatakan kepada Isa as, ”Siapakah pengajarmu?” Dia berkata, ”Tiada seorang pun yang mengajariku, ketika aku melihat jeleknya kebodohan aku pun menjauhinya.”

Ketika Menyisiri Pantai

Ketika Isa as berjalan menelusuri pantai laut, dia melemparkan buntalan perbekalannya ke dalam laut. Sebagian muridnya pun berkata, ”Wahai Ruhullah dan kalimat-Nya, mengapa melemparkan ini (ke dalam laut) sedangkan itu adalah buntalan perbekalanmu?” Dia berkata, ”Aku melakukan ini agar cacing-cacing yang ada di dalam laut itu bisa memakannya dan pahalanya sangat besar di sisi Allah.”

Doa-Doanya

Ya Allah! jadikanlah ketika bangun pagiku tak bisa membalas apa yang kubenci dan tak dapat memiliki manfaat apa yang kuharapkan, sehingga aku harus bergantung pada selainku dalam memenuhi urusanku, sehingga aku bisa melakukan segala urusanku, karena tidak fakir yang lebih fakir daripadaku. Ya Allah! Janganlah Engkau singkap rahasiaku atas musuh-musuhku dun janganlah Engkau biarkan temanku menjahatiku. Janganlah Engkau menimpakan musibah atas agamaku, dan janganlah Engkau mendekatkanku dengan orang yang tidak menyayangiku.

Sumber: (Sumber – Buku: Akhlak Para Nabi; dari Nabi Adam Hingga Muhammad Saw / Taaj Langroodi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *