Berita
Kisah Hikmah Nabi Isa Bin Maryam a.s. Part I
Kisah Hikmah Nabi Isa Bin Maryam a.s. Part I
“…(Ingatlah), ketika malaikat berkata, “Hai Maryam! Seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah) ….. ” (QS. Ali Imran [3]: 45-47)
ISA (JESUS) AS lahir 5585 tahun setelah Adam as diturunkan ke bumi. Dia adalah putra perawan Maryam, putri Imran sang pengawal setia Zakariya as. Perawan Maryam memiliki sepupu pria bernama Yusuf (Joseph) yang kepadanya Maryam dinikahkan. Tetapi sebelum pernikahan malaikat turun menemuinya dan memberinya berita gembira tentang kelahiran seorang anak melalui dirinya.
Al-Quran suci mengatakan,
(Ingatlah), ketika malaikat berkata, ”Hai Maryam! Seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dun di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah). Dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia adalah termasuk orang-orang yang saleh. ” Maryam berkata, ”Ya Tuhanku! Betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril), ”Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, ”Jadilah, lalu jadilah dia. ” (25. Ali Imran [3]: 45-47)
Baca juga : Kisah Hikmah Nabi Isa Bin Maryam a.s. Part II
Kelahiran Nabi Isa a.s.
Al-Quran mengatakan,
“Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam al-Quran, yaitu ketika dia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur.”
“Maka dia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.”
Maryam berkata, ”Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa.”
Dia (Jibril) berkata, ”Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci.”
Maryam berkata, ”Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”
Jibril berkata, ”Demikianlah.” Tuhanmu berfirman, ’Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dun sebagai, rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.”
“Maka Maryam mengandungnya, lulu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.”
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata, ”Aduhai’, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi’ dilupakan.”
“ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah, ”Janganlah kamu, bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. ”
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”
“Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, katakanlah, ”Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini.”
“Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata, ”Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.”
“Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dun ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina.”
“Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata, ”Bagaimana kamu akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?”
Berkata Isa, ”Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.”
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Diaa memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.”
“Dan berbakti kepada ibuku/ dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.”
“Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. ”
Baca juga : Kisah Keluarga Nabi di Hari Raya Idul Fitri
Dan karena ucapan mereka, ”Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. ” (QS. Maryam [19]: 16-33)
Mendengar (firman-firman) itu dari seorang bayi, orang-orang berhenti melakukan tuduhan palsu.
Atas perintah Raja Herod, penguasa yang zalim, mereka membunuh seluruh bayi laki-laki. Yusuf yang telah dinikahkan dengan Maryam membawanya ke Mesir dan tinggal di dekat Sungai Nil.
Sebelas tahun kemudian sejak peristiwa itu suatu malam Yusuf bermimpi yang dalam mimpinya dia membawa Isa dan ibunya kembali ke tanah suci. Oleh karenanya, mereka keluar (dari Mesir) dan beberapa lama kemudian sampai di tepi Sungai Yordan tempat Yahya as membaptis. Isa dibaptis oleh Yahya dan bermukim di Nazareth. Karena alasan inilah para pengikut Isa disebut Nasrani.
5616 tahun setelah turunnya Adam ke bumi, Yahudi memutuskan untuk menyalib Isa yang baru berusia 31 tahun. Orang-orang menahan Isa dan menugaskan seorang lelaki bernama Simon dari Korinthus untuk menyalib Isa. Dia pun melakukannya. Kemudian orang-orang menunjuk seseorang untuk mencegah warga lain menurunkan Isa dari tiang salib. Isa menangis keras, ”Eli, Eli, lama sabachthani?” (Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau berpaling dariku?)
Kemudian kegelapan menyapu tempat di mana-mana. Di sana ada cahaya dan Isa menangis keras, bumi mulai bergoncang, dan Isa diangkat ke langit. Simon dari Korinthus yang mengambil bentuk Yesus berteriak, ’Aku bukan Yesus!’ Namun tak seorang pun memercayainya sampai dia mati.
Baca juga : Kisah Semut dan Kebijaksanaan Nabi Sulaiman
Al-Quran menegaskan peristiwa itu,
“Dan lantaran ucapan mereka, ”Sesungguhnya, Kami telah membunuh al-Masih, Isa putra Maryann, Rasul Allah,” padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenamya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (QS. al-Nisa [4]: 157-158)
“Dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangl Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mangemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyala, lulu orang-orang kafir di antara mereka berkata, “ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.” (QS. al-Maidah [5]: 110)
“Lulu segolongan dari Bani Israil beriman dun segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lulu mereka menjadi orang-orang yang menang.” (Q8. al-Shaf [61]: 14)
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, ”Sesungguhnya Allah adalah al-Masih putra Maryam, ” padahal al-Masih (sendiri) berkata, ”Hai Bani Israil Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. ” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun. ” (QS. al-Maidah [5]: 72)
“Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, ”Hai Bani Israil! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, ”Ini adalah sihir yang nyata.” (Q5. al-Shaf [61]: 6)
“(Ingatlah), ketika Allah mengatakan, ”Hai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dun kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan Roh Kudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dun sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) diwaktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah) di waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dun (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir diantara mereka berkata, ”Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.” (QS. al-Maidah [5]: 110)
Sumber: (Sumber – Buku: Akhlak Para Nabi; dari Nabi Adam Hingga Muhammad Saw / Taaj Langroodi)
Baca juga : Kisah Nabi Musa dan Khidir as dalam Al-Quran