Berita
Kirab Tumpeng Satu Suro di TMII
Dua ekor Kebo Bule, yaitu Nyi Welas dan Nyi Asih ikut meramaikan kirab budaya malam tahun baru satu Suro, 1436 H pada kalender Islam dan 1936 tahun Saka di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur. Acara yang berlangsung Kamis(24/10) malam itu mengambil tema “Menuju Jalan Kemakmuran.”
Kadis Kebudayaan dan Pariwisata SUMUT, Dra Sri Hartini MSi, dalam rangkaian sambutannya mengatakan bahwa pagelaran kirab tumpeng malam satu Suro ini merupakan ekspresi budaya tradisional yang patut dilestarikan.
Pada penghujung tahun ini, Hartini juga mengajak peserta kirab untuk introspeksi dan mawas diri dari kekurangan tahun sebelumnya dan agar dapat melakukan yang lebih baik lagi di tahun berikutnya.
“Mari kita introspeksi dengan kedalaman hati dan batin masing-masing untuk memohon kondisi bangsa dan negara yang lebih baik,” ajaknya.
Doa Semua Agama
Perayaan kirab satu Suro di TMII tidak hanya menggambarkan rasa syukur dan harapan dalam bentuk tradisi dan kebudayaan tapi juga menggambarkan kerukunan dan toleransi antar umat beragama yang ada di Indonesia.
Hal ini terbukti dengan doa yang dipanjatkan oleh para tokoh seluruh agama yang ada di Indonesia. Mewakili Islam, doa dipimpin oleh H. Abdul Syahar, dari Kristen oleh Pendeta Charlie Pontoh, Katolik oleh I Made Aryana, Budha oleh Pandita Soewarto. W, Kong Hu Cu oleh Xs Tjandra R. Mulyadi sedangkan dari Penghayat Kepercayaan Kepada Tuhan YME oleh Ibu Hartini Wahyono.
Kirab malam satu Suro terasa bertambah sakral saat para penari dari Swargaloka menarikan Tari Spiritual “Dewi Sri” dengan diiringi gamelan dan lantunan lagu sinden Jawa.
Kirab tumpeng ini tentu saja juga dimeriahkan berbagai hiasan tumpeng dari berbagai daerah di Indonesia yang setelah acara digelar akan disantap bersama oleh para peserta kirab serta para pengunjung yang menyaksikan kirab pada malam itu. (Lutfi/Yudhi)