Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Kiprah RCTI Peduli dan ABI Dongkrak Mutu Pendidikan di Palu

Bantuan RCTI Peduli bekerjasama dengan DPW ABI Sulawesi Tengah

Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Alkhairaat BirobuliProgram Bagi-bagi Perlengkapan Sekolah

Senyum keceriaan tergambar dari raut wajah murid-murid , Kelurahan Birobuli Utara, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (27/9) lalu. 

Ratusan murid dari kelas 1 sampai kelas 5 menerima  tas, buku dan perlengkapan alat tulis sumbangan dari RCTI Peduli bekerjasama dengan DPW Ahlul Bait Indonesia (ABI) Sulawesi Tengah.

Penyerahan tas kepada masing-masing murid dilakukan langsung representatif RCTI Peduli di Palu, Dr. Surahman Cinu bersama perwakilan DPW ABI Sulteng. 

Pantauan ABI Press, anak-anak terlihat antusias  menunggu pembagian tas. Demi tertibnya pembagian, guru mengabsen satu per satu murid penerima tas.

Kepala MIS Alkhairaat Birobuli, Hasan M. Said mengucapkan terimakasih terhadap adanya bantuan tersebut. Ia menilai, anak-anak didiknya pantas mendapatkan bantuan tas dan buku tulis karena sebagian orang tua murid tergolong masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Program Lanjutan Pembangunan Ruang Kelas

Penyerahan tas ini menyusul bantuan rehabilitasi gedung madrasah yang sebelumnya telah diresmikan penggunaannya sebulan lalu. Saat itu, dana pemirsa RCTI digunakan untuk membangun satu ruang kelas baru, pemasangan paving di halaman sekolah, serta perbaikan plafon dan atap sejumlah ruang kelas. 

“Alhamdulillah dari RCTI Peduli bekerjasama dengan ABI sudah membantu madrasah kami, rehab berupa pengadaan satu ruangan. Kemudian halaman yang tadinya ketika hujan memang becek, ketika panas itu luar biasa debunya, sekarang juga sudah dipaving. Alhamdulillah dengan bantuan itu bisa bermanfaat untuk madrasah ini,” kata Hasan.

Masih Perlu Ruang Tambahan

Ia mengatakan meskipun sudah dibuatkan satu ruang kelas oleh RCTI Peduli bekerjasama dengan ABI, sekolah yang ia pimpin masih kekuangan lagi satu ruang belajar. Karena hanya memiliki lima ruang kelas,  murid kelas 1 dan 2 harus rela berbagi ruangan.   Murid  kelas satu berkesempatan masuk pagi 07.00-10.30 Wita. Sedangkan rombongan belajar berikutnya adalah murid kelas 2 yang masuk pada pukul 10.30 Wita.   

Selain itu, satu ruang kelas baru sumbangan dari RCTI Peduli dan ABI, juga dimanfaatkan oleh para murid sebagai mushalla. 

Selain kekurangan satu lagi ruang kelas, sekolah ini juga masih membutuhkan laboratorium dan perpustakaan.  

Saat ini tempat buku terpaksa disimpan di salah satu sudut ruang guru karena ketiadaan ruang khusus perpustakaan.   

Menurut Hasan, proposal penambahan fasilitas kelas dan ruang lainnya hampir setiap tahun diajukan kepada pemerintah, baik kepada Kementerian Agama (Kemenag) provinsi dan Kemenag kota, maupun pemerintah daerah. 

“Cuma di sana mungkin banyak yang bermohon sehingga kita belum diprioritaskan,” tukasnya.

Nasib Guru Honorer Perlu Diperjuangkan

Madrasah yang bernaung di bawah Yayasan Alkhairaat ini saat ini memiliki 207 murid. Dari 16 guru, sebanyak 9 guru adalah guru yayasan, sedangkan 7 orang guru, termasuk kepala sekolah, berstatus pegawai negeri sipil. 

Guru-guru yayasan yang berstatus honorer masih perlu mendapatkan perhatian. Hasan mengatakan dalam sebulan guru honorer yayasan baru bisa dialokasikan dana dari sekolah antara Rp. 200 ribu sampai Rp. 300 ribu, disebabkan  masih banyaknya keperluan sekolah dalam hal lainnya. (Indar/Yudhi)

Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Alkhairaat Birobuli