Berita
Khidmat DPW ABI Sulawesi Tengah untuk Korban Banjir Sigi
Oleh: Mahadin Hamran (Ketua DPW ABI Sulawesi Tengah)
Alhamdulillah Posko Kemanisiaan Kampung Literasi sigi (KLS) kerjasama dengan DPW ABI Sulawesi Tengah, sudah yang ke-3 kalinya di bulan Ramadan ini berbagi dengan pengungsi korban banjir Desa Bangga, Dolo Selatan, Kabupaten Sigi.
Semoga apa yang diberikan bisa bermanfaat dan membantu para korban hingga bertumbuh semangat hidup, menghilangkan trauma serta merasakan cinta kebersamaan. Karena tanpa berbagi, manusia sesungguhnya tidak disebut sebagai makhluk sosial.
Ulama berkata “Manusia bagaikan satu tubuh, jika satu orang menderita, maka semua ikut menderita”. Itu sebabnya kehidupan lebih bermakna karena di isi oleh butiran-butiran kebersamaan. Ia menjadi lokomotif pendorong masa depan bersama. Berbagi berarti memuliakan orang lain, menanam rasa kebersamaan dengan rasa cinta, lalu memanen kebahagiaan yang paripurna. Ingatlah bahwa paketan nikmat kehidupan yang ternikmati setiap orang, terdapat hak orang-orang yang menderita. Ada nikmat rezeki, ada nikmat akal, ada nikmat kehidupan (tenaga) dan nikmat agama.
Baca juga: DPW ABI Sulawesi Tengah Buka Posko Banjir Di Kabupaten Sigi
Karena itu, manusia tak pernah miskin untuk memberi. Jika punya harta, maka berikan hartamu, jika punya tenaga, berikan kerja terbaikmu, jika punya pikiran, sumbangkan pikiran positifmu. Maka banyak hal yang bisa diberikan.
Oleh sebab itu, ratusan bahkan ribuan orang datang melihat dan berbagi dengan masyarakat desa bangga. Semua turut menyumbangkan apapun yang di miliki. Masyarakat Desa Bangga tidaklah sendirian. Mereka bagian dari kehidupan kita. Kesedihan mereka adalah kesedihan kita dan kebahagiaan mereka adalah kebahagiaan kita semua.
Begitulah latar atau nikmat agama membangunkan kesadaran. Siapakah yang merasa bahagia, tapi hanya berbahagia dengan diri sendiri. Sungguh Ia telah kehilangan sifat kemanusiaannya. Kehidupan tanpa nilai kemanusiaan sama saja dianggap sebagai makhluk individual. Ia tak memperhatikan kehidupan orang lain, dan hanya menyibukan urusannya pada diri sendiri.
Sebab itu, semua nikmat harus dibangun dengan nikmat agama. Sehingga orang kaya bisa memberi, orang pintar bisa merubah, orang kuat bisa membangun. Dan inilah kehidupan yang saling melengkapi, bekerja sama, saling tolong menolong dalam jalan kebaikan dan kemaslahatan bersama.