Berita
Keyakinan Ormas Ahlulbait Indonesia (ABI) tentang Hari Kebangkitan
Kebangkitan adalah prinsip kehidupan kembali di akhirat setelah kehidupan dunia sebagai konsekuensi Keadilan dan Kemahabijaksanaan Allah SWT. ABI meyakini bahwa manusia akan dibangkitkan kembali setelah kematian untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya karena keadilan hakiki hanya dapat tegak setelah Hari Kebangkitan (Hari Akhir). Dalam keyakinan kepada Kebangkitan ini terdapat beberapa sub keyakinan, di antaranya:
Hari (Fase) Perhitungan Pembalasan (Yaumul Hisab)
Hari (fase) Perhitungan / Pembalasan atau Yaumul Hisab adalah hari perhitungan Allah atas amal perbuatan manusia. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surah Ibrahim ayat 51 yang artinya: “Agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.”
Lafaz hisab di ayat ini memberi makna pada perhitungan Allah untuk memberikan balasan baik kepada manusia yang beriman dan menjatuhkan azab yang pedih kepada orang-orang yang durhaka saat di dunia.
ABI meyakini bahwa sesungguhnya setiap manusia akan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatannya, yang baik atau yang buruk.
ABI meyakini bahwa sesungguhnya pembalasan yang baik akan Allah berikan kepada setiap manusia yang memenuhl seruan-Nya.
ABI meyakini bahwa balasan atau azab buruk akan Allah berikan kepada setiap manusia yang menyekutukan Allah dan durhaka terhadap perintah Allah dan RasuI-Nya. Keyakinan ini bersumber dari keyakinan bahwa Allah SWT Mahaadil, Mahabijaksana dan Maha Memenuhi janji-Nya sebagaimana disebutkan dalam kitab suci Alquran dan Hadis.
Surga dan Neraka
ABI meyakini bahwa Allah SWT akan menganugerahkan surga dan berbagai kenikmatannya sebagai bentuk balasan baik kepada hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Sebaliknya Allah SWT akan memberikan sanksi neraka dan berbagai kepedihan siksanya kepada orang yang ingkar dan melakukan pelanggaran atas perintah-Nya.
Keyakinan ini bersumber dari keyakinan bahwa Allah SWT Mahaadil, Mahabijaksana dan Maha Memenuhi Janji-Nya sebagaimana disebutkan dalam kitab suci Alquran dan Hadis.
Syafaat
ABI meyakini bahwa syafaat berlaku di dunia dan di akhirat. Syafaat di dunia diberikan kepada hamba-hamba yang memohon perantara kepada pemilik syafaat, yaitu Nabi Muhammad dan para Imam suci lainnya untuk memenuhi hajat melalui tawasul. Syafaat di akhirat adalah hak eksklusif yang yang diberikan Allah SWT kepada para kekasihnya yang memenuhi syarat untuk menjadi perantara memohonkan ampun kepada Allah SWT atas kekurangan dalam menjalankan tugas-tugas kehambaann umat.
Kayakinan ini bersumber dari keyakinan bahwa Allah SWT Mahadil. Mahabijaksana dan Maha memenuhi janji-Nya sebagaimana disebutkan dalam kitab suci Alquran dan Hadis.
Manifesto ABI, Bab II Pandangan Dunia, Halaman 8.