Berita
Keutamaan Menangisi Pengorbanan Imam Husain a.s
Keutamaan Menangisi Pengorbanan Imam Husain A.S
- Seluruh nabi dan washi menangisi Imam Husain as, Menangisi Imam Husain as adalah meneladani para nabi dan washi. [1]
- Dengan menangisi para kekasih Allah Swt dan melaknat dan para musuh-Nya berarti kita telah melakukan dua kewajiban besar dari cabang agama. Yaitu tawalli dan tabarri.
- Rasulullah saw bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya Allah Swt menyampaikan salam kepada orang-orang yang menangisi Husain as karena sayang dan belas kasih.” [2]
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa seseorang yang menangisi Imam Husain as sebanyak tujuh kali maka seluruh dosanya berguguran. [3] - Menangis akan mempertebal rasa cinta di hati kita kepada Ahlulbait.
- Menangisi Imam Husain as akan meninggikan derajat seseorang. [4]
- Imam Husain as berkata, “Aku adalah orang terbunuh yang ditangisi.” [5]
Mengapa Kita Menangis?, berikut penjelasan menangis menurut akal dan nash.
Menurut Akal
- Orang yang berdukacita mempunyai hubungan kasih sayang dengan orang yang meninggal dunia. Hubungan kasih sayang terbesar seseorang adalah dengan ayah dan ibunya. Seseorang tentu akan menangisi ayah dan ibunya jika mereka meninggal dunia.
- Orang yang meninggal mempunyai hak atas orang yang berdukacita. Jika Imam Husain as tidak menghidupkan agama maka kita tidak akan memiliki iman dan keutamaan, serta masih berada dalam kesesatan. Oleh karena itu, kita menangis untuknya.
- Kita menangisi orang tertimpa musibah terbesar. “Sungguh besar musibahmu bagi penduduk bumi dan langit?.” [6]
- Kita menangisi orang yang menyandang pelbagai sifat terpuji. Imam Husain a.s merupakan teladan bagi Seluruh sifat utama.
Menurut Nash
Rasulullah saw menangis tatkala putranya Ibrahim meninggal dunia. Para sahabat bertanya mengapa beliau menangis. Rasulullah saw menjawab, “Hati pasti bersedih dan mata menangis. Namun aku tidak mengucapkan sesuatu yang membuat murka Tuhanku.“ [7]
Ketika paman Rasulullah saw, Sayidina Hamzah gugur sebagai syahid, tiada orang yang meratapinya (istri dan anak). Lalu Rasulullah saw bersabda, “Hamzah tidak mempunyai orang yang menangisinya.”
Maksudnya, tangisilah dia. Oleh karena itu, kaum Muslim menghadiri majelis belasungkawa yang diselenggarakan untuk Sayidina Hamzah.”[8] Sehingga menjadi kebiasaan kaum Muslimin pada waktu itu manakala melakukan majelis belasungkawa untuk setiap orang yang mati syahid atau mayit, pertama-tama mereka menangis untuk Sayidina Hamzah ra.
Sayidah Fathimah Zahra as sering mendatangi makam Rasulullah saw dan menangisi beliau sedemikian rupa hingga jatuh pingsan.
Dikutip dari buku Mega Tragedi karya Abbas Syaikh Rais Kermani.
Catatan kaki
- Asyk-e Rawon, hal.257.
- Tafsir Imam Hasan Askari as, hal369.
- Bihar Al-Anwar, Juz, 44 Hal.285
- Amali Syekh Shaduq, Hal 68, Majlis 17, Hadis ke 4.
- Kamil Al-Ziarat, Hal 116, Bab 36, Hadis ke 3.
- Penggalan dari Ziarah Asyura.
- Shahih Bukhari, juz.2, hal.179.
- Kanz al-Ummal, juz.15, hal.618.