Berita
Ketua MUI Jepara: MUI Harus Sadar Diri, Mendorong Ukhuwah dan Hidup Harmoni
Negara Indonesia adalah rumah besar yang dihuni oleh seluruh anak bangsa dengan beragam suku dari Sabang sampai Merauke. Ketika terjadi konflik di dalamnya, yang rusak adalah seluruh bangsa itu sendiri.
Demikian disampaikan Ustaz Miqdad Turkan dalam sambutannya selaku panitia acara peringatan haul empat puluh hari atau Arbain Sayidina Husein di Jepara, Minggu (29/11) lalu, yang mengusung tema “Sayidina Husein Spirit Cinta Tanah Air dan Persatuan Bangsa”.
Menurut tokoh Jepara ini, NKRI dan Pancasila adalah harga mati.
“Jika ada yg ingin merusak negeri ini, maka kita yang mengaku pencinta Nabi Muhammad saw dan keluarganya, harus yang terdepan dalam membela negeri ini,” tegasnya disambut pekik takbir hadirin.
Acara yang diawali lagu kebangsaan Indonesia Raya ini diadakan di Gedung Wanita Jepara dengan pembicara Ustaz Othman Omar Shihab.
Dalam ceramahnya Ustaz Othman mengatakan bahwa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka prinsip kerukunan menjadi dasar kita hidup bersama di Indonesia dan menjaga negara ini adalah kewajiban bersama.
“Pencinta Nabi Muhammad pasti mencintai saudaranya dan menjauhi pertengkaran. Jika ada perbedaan akan diselesaikan dengan cara kekeluargaan dan persaudaraan. Inilah ciri pencinta Nabi,” tekan da’i asal Jakarta ini.
Di hadapan dua ribuan hadirin dari berbagai kota di Jawa Tengah itu, Ustaz Othman juga mengatakan bahwa manusia nanti akan dibangkitkan bersama orang yang selama hidupnya di dunia ia cintai. Maka ditekankan agar para hadirin mencntai Nabi dan keluarganya.
“Ajarkan juga anak-anak kita untuk mencintai teladan-teladan mulia itu,” ajaknya.
“Jika ada yang menginginkan pertengkaran di antara umat, janganlah melayani mereka,” lanjutnya.
“Katakanlah bahwa kita berlepas diri dari orang yang menginginkan keburukan di antara umat.”
“Dengan sesama manusia dan Ahli Kitab saja kita harus saling menjaga, maka serasa aneh jika ada kelompok yang menganjurkan pembunuhan di antara sesamanya.”
Sementara Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Jepara, Dr. H. Mashudi M.Ag, dalam sambutannya mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengawal Kabupaten Jepara sebagai Kabupaten yang jauh dari intrik dan pertikaian antar agama dan mazhab seperti yang terjadi di tempat lain.
“MUI Jepara senantiasa mengedepankan kearifan lokal dan kedamaian demi kenyamanan bersama. Karena keanekaragaman adalah sunnatullah. Maka jika ada yang ingin penyeragaman di antara perbedaan yang ada, mereka telah menyalahi sunnatullah itu,” ujarnya.
Menurut ulama asli Jepara ini, perbedaan yang ada akan melahirkan harmoni. Sedangkan kebhinekaan merupakan keniscayaan. Dan hal ini sudah menjadi nilai kearifan atau kebijakan bangsa yang dicetuskan para pendiri bangsa dahulu.
“Nilai toleransi dan jiwa saling menghormati akan nampak ketika bergaul dengan kelompok yang berbeda,” katanya lagi.
MUI-ABI: Saling Toleransi, Satu Hati Berlomba Tingkatkan Iman dan Takwa
Dr. Mashudi pun mengapresiasi ormas Ahlul Bait Indonesia (ABI) yang senantiasa mengedepankan toleransi antar sesama, menghargai keragaman dan plularitas di tengah umat.
“Dan apa yang diusung ABI menjadi hal penting dalam berbangsa dan bernegara kita,” pujinya.
Dosen IAIN Walisongo dan Unisnu Jepara itu pun mengajak hadirin agar meningkatkan ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah dan ukhuwah insaniyyah.
“Biarkan di tempat lain ada penolakan terhadap muslim Syiah, namun di Jepara persaudaraan harus dijaga. MUI harusnya sadar diri dan selalu mendorong pentingnya ukhuwah dan hidup bersama,” tegas Dr. Mashudi.
Ketua MUI Jepara itu juga mengajak agar ormas ABI tetap menjaga komitmen hidup bersama, dan mengajak untuk tetap satu hati dan berlomba dalam meningkatkan iman dan takwa. (Ahmad/Yudhi)