Berita
Kesan Muchlis Pasca Kunjungan Pertamanya Ke Iran
Muchlis Sumange adalah mahasiswa asal Makassar yang kuliah di Jakarta dan telah mengikuti lomba hafalan Alquran di Iran. Saat di Iran ia sempatkan berziarah ke makam Imam Ridha as di kota Masyhad. Bagaimana pengalaman Mukhlis selengkapnya? Berikut ini hasil wawancara ABI Press dengannya.
Perkenalkan nama Anda?
Nama saya Muchlis Sumange, dari Makasar. Saya kuliah di salah satu kampus di Jakarta. Saat ini sudah semester enam.
Boleh Anda jelaskan secara singkat alasan datang ke Iran, dan kapan?
Saya berangkat dari Indonesia ke Iran pada 30 Januari 2016. Tujuan utama saya ke Iran untuk mengikuti Olimpiade Alquran. Kategori yang saya ikuti adalah tahfizh Alquran 30 juz. Selain tujuan tersebut, dari dulu saya memang ingin berkunjung ke Iran. Mungkin karena saya mendengar cerita teman-teman bahwa Iran itu negara hebat. Salah satu alasan mereka mengatakan hebat, karena Iran merupakan satu-satunya negara yang tidak mampu ditaklukkan Amerika.
Selain itu adakah tujuan yang lain?
Ada lagi tujuan saya yang memang sudah saya niatkan sejak dulu yaitu ziarah ke makam para Imam. Meskipun sebelumnya saya tidak tahu makam Imam siapa yang nantinya akan saya ziarahi. Selain itu saya juga mengenal Iran sejak lama. Saya pernah melihat tayangan Imam Khomeini dari CD teman saya. Waktu itu saya masih SMA. Saya melihat bagaimana Imam Khomeini menumbangkan pemerintahan Pahlevi saat itu. Buat saya itu sangat keren. Sebab ada seorang ulama yang mempunyai semangat dalam melawan tirani. Tapi sayangnya, saya belum sempat berkunjung ke makam beliau saat saya di Iran kemarin. Padahal itu juga salah satu tujuan saya. Saya berharap suatu saat saya bisa menziarahi makam beliau.
Apakah Anda berkunjung ke Masyhad, ke makam Imam Ridha?
Ya, saya berkunjung ke Masyhad.
Sebelumnya, apakah Anda tahu Imam Ridha itu siapa?
Sebelumnya saya hanya mengetahui kalau Imam Ridha adalah cucu Nabi dan beliau adalah salah satu Imam dari 12 Imam di Syiah Itsna Asyariyyah.
Apa yang Anda rasakan ketika mendengar bahwa Anda akan berziarah ke makam Imam Ridha?
Saya merasa senang ketika saya mendengar bahwa saya akan berkunjung ke makam cucunda Rasulullah saw dengan alasan bahwa inilah proses awal saya mengenal keluarga Rasulullah saw.
Bisakah Anda ceritakan kesan-kesan maknawi setelah berziarah?
Kesan saya setelah berziarah, saya merasa seperti tercerahkan. Saya bahkan berpikir kalau saya telah melakukan kesalahan besar. Salahnya itu, karena saya tidak pernah meluangkan waktu untuk mempelajari dan mengenal keluarga Rasulullah. Mungkin saya merasa bahwa setelah membaca sejarah Rasulullah itu sudah cukup. Tapi tidak! Buat saya pribadi, saya tidak mengenal Rasulullah saw jika saya tidak mengenal keluarganya. Hati saya bahkan membisikkan, ‘Wahai Imam Ridha.. maafkanlah kesalahanku yang tak pernah belajar mengenalmu.’ Itulah kesannya bahwa saya merasa sangat perlu lebih jauh mempelajari dan mengenal keluarga Rasulullah saw.
Apa pesan Anda bagi mereka yang cenderung menganggap sesat Iran karena mayoritas penduduknya berpaham Syiah Itsna Asyariyyah?
Mereka yang menisbatkan sesat kepada Iran, mungkin karena sebagian besar masyarakat Iran adalah penganut mazhab Syiah. Sebagian orang memang ada yang menganggap bahwa Syiah sesat. Tapi bagi saya mereka hanya ikut-ikutan saja bilang sesat. Mereka sebenarnya tidak tahu dan tidak mampu memberikan bukti kesesatan Syiah. Pesan saya kepada mereka jadikanlah Iran sebagai contoh, khususnya Qum. Di Qum itu, dimana-mana ada buku dan dimana-mana ada mubahatsah atau diskusi ilmiah. (Sutia/Yudhi)