Berita
Kesabaran itu Perjuangan
Sabar umumnya selalu diidentikan dengan menerima keadaan atau pasrah dengan kondisi yang terjadi. Ini biasanya dhubungkan dengan kondisi atau situasi buruk. Padahal semestinya definisi sabar itu identik dengan perlawanan.
Dalam buku “Menghiasi Iman dengan Sabar”, Imam Ali Khamenei memberi makna kesabaran sebagai daya untuk melakukan perlawanan dalam seluruh keadaan. Kesabaran tak pernah memperbolehkan kita menyerah dan berpangku tangan untuk dihinakan, untuk berinisiatif melakukan perlawanan, dan terpenjara berbagai peristiwa.
Bahkan, perihal yang paling banyak ditekankan berkenaan dengan para Imam Maksum adalah kesabaran.
“Kalian, wahai para imam, tetap berlaku sabar, dan kesabaran ini diperaktikkan dengan tujuan meraih Ridha Allah. Kalian, wahai para imam, menerima beban berat dalam memikul kepercayaan. Meskipun harus menghadapi bebagai kesulitan dan penderitaan, kalian mengantarkannya hingga mencapai tujuan akhirnya.”
Puncak kesabaran banyak dicontohkan para Imam Maksum. Sebagai tanggung jawab memimpin umat manusia, menerangkan perihal kebenaran agama, sekaligus perlawanana menghadapi tirani, kezaliman, dan kemaksiatan yang merajalela. Tanggung jawab itu tentu super sulit dan membutuhkan kesabaran penuh serta tekat yang kuat.
Jika kesabaran hanya dimaksudkan untuk cari aman diri sendiri, tanpa langkah kongkrit untuk melawan kejahatan dan memperbaiki kehidupan masyarakat, maka jenis kesabaran ini sama sekali tidak mengandung kehormatan, prestis, dan kemuliaan khusus.
Tak ada yang khusus dengan kesabaran jenis ini. Mereka yang mempraktikkan kesabaran jenis ini merupakan pribadi-pribadi lemah dan tak memiliki komitmen, bukan pribadi-pribadi tangguh seperti para Imam Maksum.
Kutamaan dan keagungan hidup para Imam Maksum dan karateristik khusus mereka merupakan kesabarannya dalam ketaatan kepada Allah Swt.
Jadi kesabaran sebagai perlawanan adalah kesabaran dalam melawan ajakan, bisikan-bisikan, dan godaan iblis yang akan menjerumuskan manusia menuju kehidupan nan hina. Contoh sederhana kesabaran dalam menaati perintah Allah Swt adalah kesabaran dalam mengerjakan salat.
Di antara puluhan ayat suci al-Quran mengenai kesabaran, terdapat beberapa ayat suci yang menyinggung kesabaran dalam konteks ketaatan.
“Jika terdapat 20 orang yang sabar di antara kalian, maka mereka akan mampu mengalahkan 200 orang (kafir); dan jika terdapat 100 orang yang sabar di antara kalian, maka mereka akan mampu mengalahkan 1.000 orang (kafir).” (QS. Al-Anfal: 65)
Ayat ini menekankan betapa pentingnya melakukan perlawanan dan bersikap sabar dalam menghadapi tekanan-tekanan internal dari dalam diri yang menjadi penghalang untuk menghadapi musuh di medan perang. Orang-orang sabar yang disebutkan dalam ayat suci itu adalah orang-orang yang ketika pedang-pedang berkilat maupun mata-mata musuh membara akibat murka dan nafsu membunuh, tidak akan menghentikan mereka dalam melaksanakan kewajibannya untuk melibatkan diri dalam pertempuran berdarah di medan tempur. Tak ada satu pun faktor di atas yang melunturkan tekad baja mereka untuk taat kepada Allah Swt.
Maka kesabaran itu milik para pejuang yang konsisten berjalan di jalan Allah Swt. Mereka senantiasa bersabar dalam menghadapi segala rintangan yang menghantam dari arah kanan dan kiri, yang bertujuan untuk melunturkan tekad mereka melaksanakan ketaatan kepada Allah Swt.
Sumber: Imam Ali Khamenei, Menghiasi Iman dengan Sabar