Berita
Kepeloporan Syiah di Bidang Ilmu Geografi
Telah kita ketahui bahwa Hisyam ibn Muhammad Al-Kalbi adalah salah seorang sahabat Imam Muhammad Al-Baqir as. Ia telah mengarang kitab Al-Aqolim, Al-Buldan Al-Kabir, Al-Buldan Ash-Shoghir, Tasmiyatul Ara-dhin, Al-Anhar, Al-Hairoh, Manazilul Yaman, Al-‘Ajaibul Arba’ah, Aswaqul Arab, dan kitab Tasmiyatul Bai’e wal Ad-Dirayat, sebagaimana telah disebutkan oleh Abul Faraj Ibnu Nadim dalam Al-Fehrest, yaitu tatkala ia mendata judul-judul karangan Hisyam.
Baca Para Tokoh Ilmu Hadis & Penyusun Kitab Induk yang menjadi Rujukan Hukum Bagi Muslim Syiah
Ironisnya, Al-Himawi di dalam Mu’jamul Buldan hanya mengatakan: “Hisyam Al-Kalbi adalah seorang penulis kitab yang ia namai dengan judul Isytiqoqul Buldan.” Padahal, Al-Himawi ―menurut klaimnya sendiri― telah meneliti semua generasi pengarang Muslim di bidang ini; yaitu mereka yang telah mendata pelbagai negeri dan kawasan lalu mengukur jarak tempuh dan rute perjalanan. Di sana ia juga menyatakan bahwa mereka itu datang setelah Hisyam ibn Muhammad Al-Kalbi. Begitu juga, mereka yang telah berusaha mendata nama tempat-tempat
bangsa Arab ataupun persinggahan-persinggahan kaum Arab Baduwi adalah dari generasi tokoh sastra, dan mereka semua ini datang setelah Hisyam ibn Muhammad Al-Kalbi. Ini amat jelas dan tak bisa diragukan lagi.
Perkataan Al-Himawi pun tidak bisa dimaknai sebagai “sejauh yang dia ketahui”, sebab ia mengatakan sesuatu dari aspek duduk persoalannya. Selain itu, Abu Sa’d As-Sirofi telah memberi data tentang sebuah karya Hisyam mengenai semenanjung Arab, bahkan saya menemukannya sebegitu tegas menyatakan ihwal kitab-kitab yang diketahuinya itu. Sungguh terdapat sekelompok karya ulama Syiah yang lalai atau fanatik terhadap hal ini. Hanya saja, saya percaya pada kitab-kitab seperti kitab Al-Aradhin karya Hisyam Al-Kalbi dan kitab Al-Buldan karya Abu Ja’far Muhammad ibn Khalid Al-Barqi; seorang sahabat Imam Musa Al-Kadzim a.s.
Ibnu Nadim menyatakan dalam Al-Fehrest, bahwa anaknya yang bernama Ahmad ibn Muhammad ibn Khalid Al-Barqi telah mengarang kitab yang berjudul Al-Buldan. Ibnu Nadim juga menambahkan bahwa kitab ini lebih besar dari kitab ayahnya.
Ada juga kitab Al-Buldan karya Al-Ya’qubi yang wafat pada tahun 278 H. Kitab ini telah dicetak di Leiden-Belanda. Juga kitab Al-Kharaj karya Qudamah ibn Ja’far, seorang penulis ternama yang wafat pada tahun 310 H. Kitab ini juga telah dicetak di Leiden-Belanda. Juga kitab Asmaul Jibal wal Miyah wal Awdiyah karya oleh Hamdun; guru Taghlab dan Ibnul A’rabi. Ia hidup di abad kedua Hijriyah.
Baca Kepeloporan Syiah dalam Penyusunan Kitab Sejarah Islam
Setelah itu, kitab Al-Adyiroh wal-A’mal fil Buldan wal Aqthar. Kitab yang berukuran tebal ini karya Abul Hasan As-Simsathi; seorang ahli Nahwu. Di dalamnya tercatat sebanyak 300 lebih kawasan dan propinsi. Abul Hasan As-Simsathi adalah guru ulama-ulama Syiah yang hidup pada abad ke tiga Hijriyah. Kemudian, kitab Al-Masalik wal Mamalik karya Al-Mas’udi Ali ibn Al-Hasan. Ia wafat pada tahun 346 H.
Dan terakhir ialah kitab besar yang bernama Ad-Diyarot. Kitab ini juga karangan Abul Hasan Ali ibn Muhammad As-Simsathi.
Dikutip dari buku karya Ayatullah Sayyid Hassan Ash-Sadr, Peradaban Syiah dan Ilmu Keislaman