Berita
Kepala Suci Imam Husain dan Duta Besar Romawi
Setelah berhasil membunuh Imam Husain as, mengarak dan memamerkan kepala sucinya dari Kufah ke Damaskus, Yazid bin Muawiyah pun menggelar pesta. Ia memerintahkan budaknya menyuguhkan minuman anggur untuk diminum secara bergiliran bersama teman-temannya.
“Ini adalah anggur penuh berkah. Berkahnya datang pertama kalinya sejak kepala musuhku, Husain (as) berada di atas taplak mejaku. Karena anggur inilah, kami punya banyak jenis makanan, dan karenanya kita bisa minum anggur ini dengan santai.”
Melihat pemandangan memilukan itu, seorang Duta Besar Roma yang sedang berkunjung bertanya sambil menatap Yazid.
“Kepala siapakah yang berada di depanmu itu?”
“Mengapa engkau bertanya demikian?” ujar Yazid balik bertanya sambil mengangkat kepalanya.
“Kalau aku balik ke Roma,mereka tentu akan banyak bertanya tentang pengamatanku. Aku harus tahu alasan pesta pora dan kegembiraan ini, yang akan kulaporkan ke Kaisar Roma, dan hal ini bisa membuatnya bahagia!”
“Inilah kepala Husain (as), putra seorang putri Muhammad (saw) yang bernama Fathimah (as),” jawab Yazid.
“Apakah Muhammad (saw) yang kau maskudkan itu Muhammad (saw), Nabimu?” tanya Duta Besar itu.
“Ya!” jawab Yazid.
“Siapa ayahnya?”
“Ali bin Abi Thalib (as), putra paman Muhammad (saw).”
Duta Besar Romawi itu tersentak, kemudian berkata kepada Yazid,
“Semoga engkau dilaknat karena aturan-aturan agama yang kau miliki! Agamaku lebih baik dari agamamu! Karena ayahku keturunan Nabi Daud, dan walaupun rentang generasi kami dan Daud sangat jauh, namun orang-orang yang memeluk agamaku masih tetap menghormatiku, dan bekas kaki-kaki keledai yang pernah sekali menjadi tunggangan Yesus masih diletakkan di dalam Gereja, dan para jamaah sampai sekarang masih banyak melakukan kunjungan ibadah ke Gereja tersebut. Sementara engkau membunuh keturunan Nabimu sendiri! Padahal rentang generasimu dengan Nabimu tidak begitu jauh kecuali hanya dipisahkan oleh satu keturunan perempuan! Apa agamamu seperti ini?”
Mendengar kata-kata Duta Besar Romawi itu, wajah Yazid memerah padam, matanya memelototi Duta Besar itu.
“Orang Kristen ini harus dibunuh karena telah menghinaku di daerah kekuasaanku sendiri!”
Melihat reaksi Yazid atas ucapannya itu, Duta Besar Romawi itu kemudian berkata,
“Sekarang enagkau malah ingin membunuhku! Dengarkan kata-kataku ini, tadi malam aku bertemu Nabimu dalam mimpi. Ia memberikan kabar gembira berupa surga, dan sungguh aku heran dengan mimpi ini. Sekarang tafsir mimpi ini begitu nyata, kabar gembira ini memang benar.”
Selanjutnya ia membaca dua kalimat syahadat, mengambil dan meletakkan kepala suci Imam as di dadanya, diciuminya kepala suci itu, dan meratap sampai akhirnya Yazid membunuhnya.
Inna lillahi wa inna ilayhiraji’un
*Ali Nazari Munfarid, Karbala: Kisah Kesyahidan Cucu Nabi SAW al-Husain as